Nabi Muhammad Saw di utus oleh Allah untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Akhlaq karimah sangat didambakan oleh siapapun.
Dalam kehidupan ini seseorang akan dihargai
bukan karena hartanya, jabatannya atau pangkatnya. Ada orang kaya ternyata
tidak disukai tetangganya. Ada orang yang punya jabatan tinggi tetapi
bawahannya tidak menghormati. Mengapa terjadi demikian? Masyarakat tanpa
dimintapun akan menghormati, menghargai, mencintai pada orang-orang yang
berakhlaqul karimah. Bertingkah laku baik berikut ini contoh perilaku baik yang
perlu kita teladani yaitu, tawaduk, taat, qana’ah.
A. TAWADUK
1.
Pengertian Tawaduk
Tawaduk secara bahasa
artinya rendah hati. Secara istilah tawaduk adalah sikap merendahkan hati, baik
di hadapan Allah SWT maupun sesama manusia. Sikap tawaduk merupakan bagian dari
Akhlakul karimah sehingga sikap dan perilaku manusia kan menjadi lebih baik.
Manusia yang sadar akan hakikat kejadian dirinya tidak akan pernah mempunyai
alasan untuk merasa lebih baik antara yang satu dan yang lainnya.
Firman Allah SWT dalam surah Al Furqan ayat 63.
Artinya :“Dan
hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di
atas bumi dengan rendah hati dan apabila ada orang-orang jahil menyapa mereka,
mereka mengucapkan kata-kata yang baik”(QS.Al Furqan :63)
Berdasarkan ayat di
atas, Allah Swt memerintahkan umat-Nya untuk merendahkan hati terhadap sesama
dengan cara mengucapkan kata-kata yang baik dan lemah lembut.
Rasulullah saw dalam
sebuah hadistnya juga menjelaskan bahwa orang-orang yang tawaduk akan diangkat
derajatnya oleh Allah Swt.
ان رسول الله صلى الله عليه و
سلم قال من تواضع لله درجة حتى يجعله في عليين ومن
تكبر عل الله درجة وضعه الله
حتى يجعله فى اسفل سافلين (رواه احمد(
Artinya :Sesungguhnya
Rosululloh SAW bersabda “Barang siapa yang merendahkan diri di hadapan Allah
SWT,maka Allah akan mengangkat derajatnya pada tempat yang tinggi. Dan barang
siapa yang takabur kepada Allah, maka Allah akan menghinakannya sampai ke
tempat yang serendah-rendahnya”.(HR Ahmad)
Sebagai pelajar muslim,
setinggi apapun ilmu yang kita miliki, sepandai apapun kita disekolah, secantik
apapun paras kita, jika kita tidak menghiasai nya dengan sikap tawaduk maka
semua yang kita miliki akan sia-sia. Oleh karena itu menurut pepatah “Ambilah
pelajaran dari buah padi, semakin berisi semakin merunduk. Semakin orang punya
ilmu tinggi, semakin rendah hati”.
2.
Contoh Perilaku Tawaduk
Contoh seseorang yang menampakkan sikap tawaduk, antara lain
sebagai berikut :
- Seseorang yang mempersilakan duduk untuk orang alim terlebih dahulu.
- Seseorang ketika bertemu dengan sesama muslim selalu menampakan wajah yang berseri-seri, bertutur kata dengan lemah lembut, dan tidak menganggap dirinya lebih baik dari orang lain.
- Seseorang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi, tetapi tidak segan untuk mengunjungi orang-orang yang menjadi bawahannya.
- Seseorang yang mau duduk, berdiskusi, dan berjalan bersama dengan orang-orang miskin atau orang-orang cacat.
- Seseorang yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tidak berlebih-lebihan dan tidak sombong.
B. TAAT
1.
Pengertian Taat
Taat secara bAhasa
artinya senantiasa tunduk dan patuh. Secara istilah taat adalah tunduk dan
patuh, baik terhadap perintah Allah Swt, Rasul-Nya, maupun ulil amri
(pemimpin).
Firman Allah Swt :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.”(QS An Nisa:59)
Berdasarkan ayat di
atas, Allah Swt memerintahkan kepada orang-orang yang beriman supaya taat
kepada Allah Swt, Rasulullah saw, dan ulil amri (pemimpin).
Dengan demikian perintah ketaatan itu dibagi menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut :
1.
Taat kepada Allah Swt
Taat kepada Allah Swt berarti bahwa setiap
mukmin harus melaksanakan segala perintah-Nya sebagaimana yang terdapat didalam
Al qur~an dan menjauhi larangan-Nya. Karena apapun yang diperintahkan Allah Swt
itu mengandung maslahat (kebaikan) dan apa yang dilarang oleh-Nya mengandung
mudarat (keburukan).
Firman Allah Swt.
Artinya : Katakanlah:
"Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang kafir". (QS Ali Imran:32)
2.
Taat kepada Rasul-Nya
Taat kepada Rasul-Nya berarti setiap mukmin
harus melaksanakan ajaran-ajaran yang terdapat dalam hadist Nabi Muhammad Saw.
Sebagai rasul Allah Swt, beliau mempunyai tugas menyampaikan amanah kepada
umat-Nya. Oleh karena itu, bagi setiap muslim yang taat kepada Allah Swt juga
harus taat kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad
SAW).
Firman Allah Swt :
Artinya : “Dan taatlah kepada Allah dan
taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling Sesungguhnya kewajiban Rasul kami
hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (QS At Tagabun:12)
3.
Taat kepada Ulil Amri (Pemimpin)
Taat kepada ulil amri berarti setiap mukmin
harus taat kepada peraturan-peraturan pemimpinnya selama tidak menyimpang dari
ajaran islam . Bahkan tidak hanya terhadap pemimpin, tetapi juga orang-orang
mempunyai yang kuasa atau kedudukan lebih tinggi, seperti anak kepada orang
tua, murid kepada guru, istri kepada suami, dan masyarakat kepada pemimpin
setempat.
عن ابي عمر رضي الله عنه عن
النبي صل الله عليه و سلم قا ل على المرء المسلم السمع والطاعة فيما احب وكره الا
ان يوءمر بمعصية فلا سمع ولا طاعة (رواه مسلم)
Artinya : “Dari Ibnu
Umar r.a dari Nabi Muhammad SAW bersabda, Wajib bagi seorang muslim mendengarkan
dan taat sesuai dengan yang ia sukai dan apabila diperintah untuk menjalankan
maksiat jangan dengarkan dan jangan taati.”(HR Muslim)
2.
Contoh Perilaku Taat
Diantara contoh perilaku taat, baik kepada Allah Swt, Rasulullah
Saw, maupun ulil amri adalah sebagai berikut :
a.
Melaksanakan rukun iman, yaitu iman kepada Allah Swt, malaikat,
rasul, kitab, qada dan qadar, serta hari akhir.
b.
Melaksanakan rukun Islam, yaitu membaca kedua syahadat, salat,
puasa, zakat, dan haji.
c.
Menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah dan pihak-pihak
tertentu yang memiliki kuasa, seperti tidak melanggar peraturan lalu lintas,
tidak berbuat kekerasan, dan turut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial.
B. QANAAH
1.
Pengertian Qanaah
Menurut bahasa qanaah
artinya merasa cukup. Menurut Istilah qanaah berarti merasa cukup atas apa yang
telah dikaruniakan Allah Swt kepada kita sehingga mampu menjauhkan diri dari
sifat tamak, sifat tersebut berdasarkan pemahaman bahwa rezeki yang kita
dapatkan sudah menjadi ketentuan Allah Swt. Apapun yang kita terima dari Allah
Swt merupakan karunia yang tiada terhingga. Oleh karena itu, sebagai umat Islam
kita wajib bersyukur kepada-Nya.
Firman
Allah Swt :
Artinya: “Dan tidak ada sesuatu binatang
melata pun di bumi ini, melainkan Allahlah yang memberi rezekinya…...”. (QS
Hud : 6 )
Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap rezeki yang kita peroleh
adalah dari Allah Swt, Akan tetapi, tidak berarti kita harus pasrah tanpa ada
ikhtiar atau usaha, justru kita dituntut untuk berusaha semaksimal mungkin demi
meningkatkan kesejahteraan hidup.
Sifat qanaah tidak
membuat orang mudah putus asa atas ujian dan cobaan yang diberikan Allah Swt,
baik berupa ketakutan, kelaparan, bencana, maupun kekurangan harta benda. Akan
tetapi, mereka akan tetap bersabar menerima ujian tersebut dan tidak patah
semangat untuk menjalani kehidupannya kembali. Hal ini sebagaimana Firman Allah
Swt dalam Al qur`an surah Al
Baqarah:155)
Artinya: “Dan sungguh akan kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS Al Baqarah:155)
Orang yang memiliki sifat qanaah merasa cukup dengan apa yang dia
dapatkan meskipun sedikit. Dengan demikian, hati kita bisa menjadi tenang dan
jauh dari sifat ketamakan. Sebagaimana hadist Nabi Muhammad saw, yang
menjelaskan bahwa seseorang yang dapat melaksanakan hidup dengan sifat qanaah,
maka ia termasuk orang-orang yang beruntung.
Sabda
Nabi Muhammad SAW.
عن
عبدالله ابن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : قد افلح من
اسلم ورزق كفافا وقنعه الله بما اتاه (رواه مسلم)
Artinya : “dari Abdillah bin Umar r.a
berkata Rosululloh SAW, “Sungguh beruntung orang yang masuk Islam mendapat
rizki secukupnya dan ia merasa cukup dengan apa yang telah Allah berikan
kepadanya.”(HR. Muslim).
2.
Contoh Perilaku Qanaah
Beberapa contoh yang
mencerminkan sifat qanaah adalah sebagai berikut :
- Menerima dengan ikhlas setiap rezeki yang diberikan Allah Swt.
- Senantiasa berpikir positif menerima ujian, cobaan, kegagalan, bahkan nikmat dari Allah Swt.
- Bekerja keras dan tetap optimis.
- Tidak berlebih-lebihan artinya membelanjakan harta sesuai kebutuhan.
C. SABAR
1.
Pengertian Sabar
Sabar dalam arti bahasa
adalah menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa), dan tabah.
Adapun seara istilah adalah menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai
karena mengharap ridlo Allah SWT. Firman Allah SWT dalam Surah Lukman ayat :
17.
Artinya : “Bersabarlah terhadap musibah
yang menimpa kamu sesungguhnya yang demikian itu adalah sebaik-baiknya
pekerjaan.’ (QS. Luqman : 17)
Dalam ayat tersebut, sebagai muslim kita dituntut untuk bersabar
terhadap musibah atau cobaan, seperti kematian, sakit, kelaparan atau kegagalan
atas sebuah cita-cita.Namun demikian, tidak berarti kita hanya bersabar terhadap hal-hal yang tidak disukai tetapi
bisa juga berupa hal-hal yang disukai misalnya segala kenikmatan duniawi. Sabar
dalam hal ini berarti menahan dan mengekang diri dari memperturutkan hawa nafsu.
Menurut Imam Al Ghazali,
sabar merupakan ciri khas yang dimiliki manusia. Binatang tidak memerlukan
sabar karena diciptakan tunduk sepenuhnya kepada hawa nafsu, bahkan hawa nafsu
itulah satu-satunya yang mendorong binatang untuk bergerak atau diam. Sedangkan
malaikat, tidak memerlukan sifat sabar karena memeng tidak ada hawa nafsu yang
harus dihadapinya. Malaikat cenderung kepada kesucian, sehingga tidak
diperlukan sifat sabar untuk memelihara dan mempertahankan kesuciannya itu.
2.
Macam-Macam Sabar
Menurut Yusuf Al Qardawi dalam bukunya As Sabr fi Al Quran, sabar
dapat dibagi menjadi enam macam, yaitu :
a.
Sabar Menerima Cobaan Hidup
Cobaan hidup baik fisik maupun nonfisik akan menimpa semua orang, seperti
lapar, haus, rasa sakit da kerugian harta. (lihat firman Allah SWT QS.Al
Baqarah ayat 155-156). Oleh karena itu, untuk dapat bertahan hidup di dunia ini
dibutuhkan kesabaran dan ketegaran.
b.
Sabar dari Keinginan Hawa Nafsu
Hawa nafsu menginginkan segala macam
kenikmatan hidup, kesenangan dan kemegahan dunia. Untuk mengendalikan segala
keinginan itu diperlukan kesabaran. Jangan sampai keseangan hidup di dunia ini,
berupa harta benda dan anak-aak menyebabkan seseorang lalai dari mengingat
Allah SWT. (lihat firman Allah SWT QS Munafiqun ayat 9)
c.
Sabar dalam Taat Kepada Allah SWT.
Dalam hal beribadah kepada Allah SWT juga
diperlukan kesabaran yang berlipat gandsa mengingat banyaknya rintangan yang
menggoda, baik dari dalam maupun dari luar diri kita, seperti rasa malas,
mengantuk dan kesibukan yang menyita waktu kita untuk beribadah. (lihat firman
Allah SWT QS. Maryam : 65)
d.
Sabar dalam Berdakwah
Jalan untuk berdakwah cukup melelahkan dan
penuh dengan ujian, seperti penghinaan dari orang-orang yang menyuklainya. Oleh
karena itu diperlukan kesabaran yang luar biasa dalam diri seorang dai untuk
menyampaikan kebenaran. (lihat firman Allah SWT QS. Luqman : 17)
e.
Sabar dalam Perang
Dalam peperangan sangat diperlukan kesabaran,
apalagi menghadapi musuh yang lebih banyak atau lebih kuat. Sekalipun dalam
keaadaan terdesak, seorang prajurit islam tidak boleh lari meninggalkan medan
perang, kecuali hanya sebagai taktik semata. (lihat firman Allah SWT QS Al
Baqarah :177)
f.
Sabar dalam Pergaulan
Dalam pergaulan sesama manusia, baik antara
suami istri, orang tua dan anak, sesama tetangga, murid dan guru atau dalam
masyarakat yang lebih luas, akan ditemui hal-hal yang tidak menyenangkan atau
menyinggung perasaan. Oleh karena itu, diperlukan kesabaran supaya tidak cepat
marah atau terhindar dari putusnya hubungan silaturrahmi.(lihat firman Allah
SWT QS An Nisa’ : 19)
3.
Contoh-Contoh Perilaku Sabar
Berikut
ini adalah contoh-contoh yang menampilkan perilaku sabar.
a.
Menerima dengan rasa syukur semua nikmat maupun ujian yang
diberikan Allah SWT kepada kita.
b.
Mengalah untuk kepentingan orang lain
c.
Dapat menguasai nafsu amarah yang ada dalam diri kita
d.
Memperhatikan cara bergaul dengan baik di dalam masyarakat
e.
Jangan terlena oleh kehidupan duniawi, seperti harta, benda atau
keluarga.
4.
Manfaat Sabar dalam Kehidupan
Sabar memiliki manfaat yang sangat penting
dalam kehidupan ini. Sabar dapat menjadikan kehidupan ini penuh kesejukan,
dapat mengubah dunia penuh kedamaian. Adapun manfaat-manfaat sabar dalam
kehidupan diantaranya :
- Mendorong tercapainya cita-cita
- Mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan
- Memiliki semangat hidup dan tidak mudah putus asa
- Dapat menciptakan kedamaian hidup
- Terhindar dari hal-hal yang buruk, selamat dari godaan hawa nafsu