Menurut ajaran Islam, tubuh manusia terdiri
dari unsur jasmaniyah dan unsur rohaniyah. Unsur jasmaniyah dapat dilihat dengan mata,
sedangkan unsur rohaniyah hanya dapat dirasakan dengan perasaan. Didalam tubuh
manusia terdapat hati, yang sangat menentukan perilaku manusia. Jika hati itu
baik maka akan baik seluruhnya, tetapi jika hati itu jelek maka semuanya kan
menjadi jelek. Dalam hadits hati sebagai unsur rohani harus kita jaga, agar
selalu menjadi baik dan tidak merusak seluruh tubuh kita. Ada beberapa penyakit
hati yang harus kita hindari yaitu, ananiah, ghadab, hasad, ghibah, namimah,
dan lain-lain. Apabila penyakit hati tidak kita hindari, maka akibat yang
ditimbulkan akan merugikan diri kita dan orang lain.
A. Ananiah (Egois)
1.
Pengertian Ananiah
Ananiah adalah sikap
seseorang yang selalu mementingkan diri sendiri tanpa memperdulikan orang lain
disekitarnya. Sifat ini sangat tercela, dan membahayakan di dalam pergaulan di
masyarakat.
Ananiah termasuk penyakit hati, apabila dibiarkan
akan berkembang menjadi sombong,
kikir, takabur yang diiringi sifat iri dan dengki.
Firman Allah Swt surat Lukman ayat 18 :
Artinya :
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari
manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri. (Q.S.
Luqman [31]: 18)
Nabi saw
bersabda :
دَبَّ اِلَيْكُمْ
دَاءُ الْاُمَمِ قَبْلَكُمْ الْبَغْضَاءُ وَالْحَسَدُ هِيَ حَالِقَةُ الدِّ يْنِ
لاَحَالِقَةُ الشَّعْرِ (رواه الطبرانى)
Artinya :
“ Menimpa kepadamu suatu
penyakit umat-umat sebelum kamu yaitu benci
membenci dan dengki. Dialah pencukur agama, bukan sekedar pencukur
rambut.” (H.R. Thabrani )
2.
Bahaya Ananiah
Semua penyakit, pasti
mendatangkan bahaya. Sifat ananiah akan mendatangkan bahaya bagi dirinya
sendiri dan orang lain.
a.
Bahaya ananiah bagi diri sendiri :
-
Dimurkai
Allah
-
Dijauhi teman
-
Menyiksa
diri sendiri
-
Orang lain
enggan untuk menolongnya
-
Dibenci
orang banyak
b.
Bahaya ananiah bagi orang lain :
-
Terkurangi haknya dalam berteman dan bergaul
-
Orang lain
akan terkurangi haknya untuk memperoleh bantuan, dan
-
Orang lain akan merasa tergganggu ketenteraman dan
kenyamanan dalam hidupnya.
3.
Contoh Perbuatan Ananiah
a. Dalam sebuah
diskusi, Dodo sebagai pembicara dari perwakilan kelompok A tidak terima hasil
diskusi kelompoknya di sanggah oleh kelompok lain. Karena ia merasa bahwa
hasil diskusi kelompoknya adalah paling benar.
Apa
yang dilakukan Dodo merupakan cerminan dari sifat ananiah.
b. Dadu adalah anak pertama dari sebuah keluarga. Ia mempunyai dua orang
adik yang semuanya perempuan. Dalam kehidupan di rumah ia selalu ingin semua
kebutuhannya terpenuhi dan lebih dibandingkan dengan kedua adiknya.Ia selalu
ingin menang sendiri. Karena ia merasa dirinya adalah anak pertama dan anak
laki-laki satu-satunya dikeluarganya.
Perbuatan yang
dilakukan Dadu termasuk perbuatan yang tidak terpuji karena Dadu hanya
mementingkan dirinya sendiri.
4.
Cara Menghindari Ananiah
a.
Sadar bahwa ananiah akan berbahaya untuk dirinya
sendiri dan orang lain.
b.
Ingat, bahwa ananiah adalah penyakit hati, tiada
seorang pun yang dapat menyembuhkan kecuali dirinya sendiri. Nabi saw bersabda
:
اَلاَ
وَاِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً اِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَاِذَا
فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ اَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ (رواه البخارى)
Artinya :
“ Ketahuilah, didalam tubuh
manusia ada segumpal daging. Apabila segumpal daging itu baik,baiklah tubuh
seluruhnya, dan apabila daging itu rusak, rusaklah tubuh seluruhnya. Ketahuilah
olehmu, bahwa segumpal daging itu adalah qalbu (hati)” (H.R. Bukhari)
c.
Menyadari
bahwa manusia mempunyai hak dan martabat yang sama
d.
Menyadari bahwa perbuatan ananiah termasuk
perbuatan dosa
e.
Membiasakan
diri untuk bersedekah
B. Ghadab (Pemarah)
1.
Pengertian
Ghadab yaitu sifat seseorang
yang mudah marah. Orang yang memiliki sifat ghadab apabila menyelesaikan
masalah tidak mempergunakan cara yang baik dan kekeluargaan, tetapi
mengedepankan(mendahulukan) emosinya, sekalipun pada akhirnya ia menyesal.
Sifat ghadab harus dijauhi,
karena ghadab tidak dapat menyelesaikan masalah bahkan dapat menimbulkan
masalah yang baru. Sifat sabar yang dapat mengatasi masalah yang sedang
dihadapi. Imam Ghazali mengatakan bahwa orang yang sabar adalah orang yang
sanggup bertahan dalam menghadapi gangguan dan rasa sakit serta sanggup memikul
beban yang tidak disukainya. Nabi bersabda :
لَيْسَ
الشَّدِيْدُ بِالصُّرْعَةِ اِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَسْسَهُ عِنْدَ
الْغَضَبِ (رواه البخارى)
Artinya :
‘Orang yang kuat itu bukanlah orang yang menang berkelahi, tetapi
orang kuat ialah yang dapat menguasai dirinya ketika sedang marah. (H.R. Bukhari)
2.
Bahaya Ghadab
a.
Ghadab
melahirkan sifat lemah
b.
Ghadab
akan dimurkai oleh Allah
c.
Jauh dari
ampunan dan surga Allah
d.
Ghadab akan mudah dimasuki oleh setan.
e.
Mudah
menimbulkan masalah
f.
Mendatangkan
kerusakan.
Firman Allah Swt
surat Ar Rum
ayat 41 :
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya :
“ Telah nampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).”
(Q.S. Ar Rum [30]: 41)
3.
Contoh Perbuatan Ghadab
a. Dalam pertandingan sepak bola antara kesebelasan Persepa dengan Persatu,
terjadi perkelahian antar pemain. Hal ini disebabkan karena Ahmad, salah satu
pemain dari Persepa tanpa sengaja menjatuhkan Aditya , pemain dari Persatu.
Ahmad sudah meminta maaf kepada Aditya, tetapi permintaan maaf Ahmad dibalas
dengan pukulan ke wajah Ahmad oleh Adtya. Hal inilah yang menjadi penyebab
terjadinya perkelahian diantara pemain.
b. Pada saat melihat hiburan dalam acara peringatan HUT RI yang diadakan di
kecamatan Petarukan, Rozaq tanpa sengaja menyenggol seorang pemuda yang berada
di sampingnya dan ia meminta maaf kepada pemuda itu. Pemuda itu tidak terima
dan mengajak berkelahi, tetapi Rozaq tidak menanggapinya. Dan tanpa disadari
oleh Rozaq, pemuda itu melayangkan pukulan ke arah wajahnya, dengan gerak
reflek Rozaq mampu menagkis dan memegang tangan pemuda itu tanpa membalas
pukulan itu, dan pemuda itu tidak
berkutik lagi. Sambil memegang kedua tangan pemuda itu, Rozaq sekali lagi
meminta maaf. Akhirnya pemuda itu menyadari kekeliruannya, dan iapun meminta
maaf.
4.
Cara menghindari sifat
ghadab
a.
Mewaspadai bahaya ghadab
b.
Sadarilah
bahwa ghadab menjadi sumber mara bahaya
c.
Tanam dan tumbuh kembangkanlah sifat sabar, karena
orang yang sabar akan disayang Allah Swt.
Firman Allah Swt surat Al Baqarah ayat 153:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللهَ مَعَ
الصَّابِرِينَ
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al Baqarah [2] : 153)
d.
Berusaha untuk mengoreksi kekurangan dan
kesalahannya sendiri
e.
Melatih diri untuk dapat memiliki banyak
kesabaran.
Cara meredam ghadab, antara lain ;
1.
Bila kita sedang marah dalam keadaan berdiri, maka
segeralah duduk,
2.
Apabila dengan duduk belum juga bisa hilang rasa
marahnya, maka berbaringlah,
3.
Jika dengan berbaring juga belum hilang rasa
marahnya, maka ambillah air untuk wudhu (berwudhulah), kemudian salat.
C. Hasad
- Pengertian Hasad
Hasad ialah perasaan tidak senang
melihat orang lain mendapatkan kenikmatan (kesenangan). Hasad dapat membuat seseorang
mudah membuat dan menyebarkan berita yang tidak benar (kejelekan) orang lain
yang tidak ada buktinya. Sifat
hasad mudah membuat gosip (berita tidak benar) terhadap orang yang tidak
disukainya. Sifat hasad dapat merusak kebaikan yang dimiliki seseorang.
Nabi SAW bersabda
:
اَلْحَسَدُ يَأْكُلُ
الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ (رواه ابوداود)
Artinya :
“Dengki itu memakan kebaikan, sebagaimana api memakan
kayu bakar” (H.R. Abu Daud)
Firman Allah :
أَمْ يَحْسُدُونَ
النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ فَقَدْ آتَيْنَا آلَ
إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَآتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا
Artinya :
Aaukah mereka dengki kepada
manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? sesungguhnya
Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah
memberikan kepadanya kerajaan yang besar. (Q.S. An Nisa’ [3] : 53)
Firman Allah dalam surat Al Baqarah: 109 :
وَدَّ
كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ
كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ
الْحَقُّ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللهَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya :
“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat
mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang
(timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka,
sampai Allah mendatangkan perintah-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Q.S. Al Baqarah [2] : 109)
- Bahayanya sifat hasad :
a.
Menjatuhkan
nama baik seseorang
b.
Memutuskan rasa persaudaran dengan sesama manusia
c.
Menimbulkan rasa permusuhan dengan orang lain
d.
Membuat hati tidak tenang dan tidak tenteram dalam
menjalani kehidupan
e.
Dimusuhi
oleh banyak orang
- Contoh Perbuatan Hasad
a.
Amir berangkat ke sekolah dengan sepeda barunya.
Melihat Amir memiliki sepeda baru, Toni merasa tidak senang. Toni menghampiri
sepeda milik Amir dan menggembesi kedua ban sepeda itu, ketika Amir
meninggalkan sepedanya di tempat parkir.
b.
Toko milik Pak H. Kohar tidak pernah sepi dari
pembeli. Ia selalu menyediakan barang dagangannya dengan kualitas yang baik dan
harganya terjangkau oleh masyarakat. Disamping itu juga P H. Kohar tidak pernah
menipu kepada pembeli dan selalu bersikap ramah kepada siapa saja yang datang
ke tokonya, baik kepada yang mau membeli atau sekedar mau hutang. Melihat
keberhasilan Pak H. Kohar, Pak Tadi tidak senang dan merasa tersaingi, karena
tokonya selama ini sepi dari pembeli. Ia berusaha agar tokonya ramai dan toko
Pak H. Kohar sepi, maka ia datang ke dukun agar tokonya ramai sedangkan tokonya
Pak H. Kohar sepi.
- Untuk menghindari sifat hasad dengan cara :
a.
Menyadari tentang bahayanya sifat hasad terhadap
amal perbuatan kita
b.
Menyadari bahwa keberuntungan masing-masing orang
tidak sama
c.
Mensyukuri atas nikmat yang diterimanya meskipun
tidak sama yang dimiliki orang lain
d.
Menyadari bahwa kalau diri kita dibenci orang lain
juga tidak merasa senang
D. Ghibah (Bergunjing/mengumpat)
1.
Pergertian
Ghibah
Ghibah ialah membicarakan aib orang lain. Sedang manusia tidak suka,
apabila bentuknya, perangainya, keturunannya dan ciri-cirinya dihina dan nama
baiknya dinodai.
Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad Saw yang
artinya :
“Tahukah kamu, apakah mengumpat itu ?
“Sahabat berkata : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Lalu Nabi bersabda :
“Yaitu kamu menceritakan tentang saudaramu mengenai hal-hal yang dibencinya.
Maka ditanya pula : “Bagaimana, jika yang saya katakan itu sebetulnya terdapat
pada saudara tersebut ? Nabi menjawab : “Jika yang kamu katakan itu ada
padanya, berarti kamu telah mengumpatnya, dan jika tidak seperti apa yang kamu
katakan itu, sungguh kamu telah berbuat dusta tentang dirinya (kamu telah
menuduh dia). (H.R.
Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i)
Dalam Al Qur’an Allah berfirman dalam surat Al
Hujurat ayat 12 :
Arinya :
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan
satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang”. (Q.S. Al
Hujurat [49] : 12)
Di dalam ayat tersebut diibaratkan, bahwa orang
yang mengumpat itu seperti makan daging bangkai saudara sendiri disamping itu
juga berdosa.
Hadis Nabi :
عَنْ
جَابِرٍ وَاَبِى سَعِيْدٍ قَالاَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : اِيَاكُمْ وَالْغِيْبَةَ فَاِنَّ الْغِيْبَةَ اَشَدُّ مِنَ الزِّنَا
قِيْلَ لَهُ كَيْفَ قَالَ اِنَّ الرَّجُلَ يَزْنِى وَيَتُوبُ اللهُ عَلَيْهِ
وَاِنَّ صَاحِبَ الغِيْبَةِ لاَيَغْفِرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبَهُ
(اخرجه البيهقى والطبرنى وابوالشيخ وابن ابى الدنيا)
Artinya :
“Dari Jabir dan Abu Sa'id mereka berkata, Rasulullah SAW pernah
bersabda: Jauhilah olehmu sifat ghibah karena ghibah itu lebih besar dosanya dari
pada zina. Ditanyakan kepada Rasul "bagaimana bisa?" Rasulullah
menjawab: seorang laki-laki berzina kemudian bertaubat Allah akan mengampuni
kepadanya dan orang yang mempunyai sifat ghibah Allah tidak akan mengampuninya
sehingga temannya mau mengampuninya.
Jadi dosa ghibah tidak akan diampuni oleh Allah sebelum orang lain
(kena ghibah) mau mengampuninya. Dosa kepada Allah mudah untuk minta ampun.
Sedangkan dosa terhadap orang lain Allah belum mau mengampuni jika belum
meminta maaf kepada orang yang bersangkutan.
2.
Bahaya
sifat Ghibah
a.
Nama baik
seseorang bisa hancur
b.
Menimbulkan rasa permusuhan dengan orang lain
c.
Memutuskan persaudaraan dikalangan manusia
d.
Menimbulkan perbuatan fitnah
3.
Contoh
Perilaku Ghibah
a.
Seorang istri menceritakan kebiasaan jelek atau
kekurangan suaminya kepada orang lain
b.
Toni menceritakan kepada Aris, kalau Dani itu
sukanya menyontek ketika ulangan, sering mengantuk di kelas dan suka meminta
makanan kepada teman-temannya.
4.
Cara
Menghindari Perilaku Ghibah
a.
Menyadari tentang bahayanya sifat ghibah
b.
Menyadari bahwa ghibah adalah perbuatan dosa
c.
Menyadari bahwa kita akan mendapat azab yang pedih
di dunia dan akhirat apabila kita menceritakan aib orang lain
d.
Menyadari bahwa diri kita juga tidak suka apabila
aib kita diketahui orang lain.
E. Namimah (Adu Domba)
1.
Pengertian
Namimah
Namimah artinya adu
domba yaitu usaha untuk membuat orang
lain saling bermusuhan. Umpanya pembicaraan si A disampaikan kepada si B yang
pernah diperkatakan si A dengan tujuan untuk menimbulkan permusuhan antara si A
dan si B dan mengotori kejernihan pergaulan atau menambah keruhnya pergaulan.
Sikap namimah sangat dibenci Islam, karena dapat membuat persatuan umat menjadi
pecah sehingga dapat melumpuhkan (melemahkan)
kekuatan umat Islam.
Firman Allah surat
Al Qalam ayat 10-11 :
وَلَا تُطِعْ كُلَّ
حَلاَّفٍ مَهِينٍ هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ
Artinya :
Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi
hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah. (Q.S. Al Qalam [68] : 10-11)
Orang yang mempunyai sifat namimah tidak akan masuk surga seperti
dadijelaskan dalam hadis Nabi SAW :
عَنْ
حُذَ يْفَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لاَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَامٌ (اخرجه الشيخان)
Artinya :
Diriwayatkan dari Hudzaifah dia berkata: Rasulullah SAW pernah
bersabda: "tidak akan masuk surga orang yang suka adu domba". (H.R. Bukhari dan Muslim).
2.
Akibat
Negatif Perilaku Namimah
a.
Namimah merupakan sebuah dosa besar dan amat dibenci oleh Allah
b.
Orang yang berbuat namimah tidak akan dimasukkan
ke dalam surga tetapi justru akan dimasukkan ke dalam neraka
c.
Namimah dikelompokkan ke dalam perbuatan fitnah,
dan fitnah itu bahayanya lebih kejam dari pembunuhan
d.
Orang namimah termasuk kelompok orang munafik,
karena memiliki muka dua
e.
Akibat namimah dapat memutuskan tali silaturahmi
dan ukhuwah Islamiyah dua orang atau lebih
f.
Orang berbuat namimah hidupnya tidak akan tenang
karena kebohongan yang diperbuatnya.
3.
Contoh
Perilaku Namimah
Didit menyampaikan kepada Ali, bahwa Tompi mengatakan kalau Ali itu
orang yang suka hutang dan sulit membayar hutang. Sedangkan kepada Tompi Didit
menyampaikan bahwa Ali suka menceritakan kejelekan Tompi di depan
teman-temannya.
4.
Cara
Menghindari Perilaku Namimah
a.
Menyadari
tentang bahayanya sifat namimah
b.
Menyadari bahwa namimah adalah perbuatan dosa
c.
Selalu meneliti kebenaran informasi yang
didengarnya
d.
Menyadari bahwa diri kita juga tidak suka apabila
diadu domba dengan orang lain
Dalam
kehidupan terdapat orang yang memiliki sifat namimah maka akan mudah terjadi
pertengkaran dan ketenteraman dalam kehidupan masyarakat tidak akan bisa
tercapai. Maka dari itu sifat namimah harus selalu dijauhi oleh semua orang
supaya ketenteraman dalam kehidupan dapat dirasakannya.