A.
QONA’AH
Secara bahasa qona’ah artinya cukup. Sedangkan menurut
istilah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat
ketidakpuasan atau kekurangan. Sifat ini sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan, mengingat di
zaman modern ini, banyak hal yang tidak sesuai dengan kehendak dan angan-angan
manusia. Sifat qona’ah ini menuntun manusia untuk menerima segala pemberian
Allah apa adanya dan menjauhkan diri dari sikap tidak puas terhadap pemberian
Allah.
Untuk mengetahui tingkat
ketaatan dan keimanan yang dimiliki oleh manusia, Allah selalu memberikan ujian
dalam berbagai bentuk misalnya bencana alam, kemiskinan, ketakutan yang
berlebihan dan kekurangan. Dalam
menghadapi semua itu kita harus pasrah dan tawakkal kepada Allah.
Bersikap qona’ah berarti
sebuah penerimaan yang tulus dan ikhlas atas pemberian Allah namun tidak boleh
kemudian menjadi apatis (cuek tidak semangat) dalam mencari rahmat Allah.
Manusia harus tetap berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh yang terbaik.
Setelah berusaha ternyata gagal, baru kita pasrahkan kepada Allah bahwa memang
itulah yang terbaik untuk kita.
Contoh sifat Qona’ah adalah
:
Pak Ahmad seorang petani
dengan lahan garapan yang tidak begitu luas. Setelah musim tanam tiba, dia
memilih bibit yang terbaik untuk di tanam. Kemudian melakukan pemupukan dan penyemprotan agar
benihnya tumbuh dengan baik. Karena tanaman tersebut dipelihara dengan baik
maka hasilnya pun juga bagus. Dengan senyum mengembang Pak Ahmad memanen hasil
tanamannya. Kemudian dijual di pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan
sisanya untuk biaya sekolah anaknya. Setelah dibagi-bagi ternyata hasil panen
tersebut tidak mencukupi untuk membayar sekolah anaknya. Dalam posisi seperti
itu Pak Ahmad tetap bersyukur kepada Allah dan menerima segala pemberian-Nya
dengan lapang dada walaupun masih kurang. Dia kemudian berusaha menanam lagi
dengan lebih baik dengan harapan besok hasilnya lebih baik. Sikap seperti itulah yang
disebut qona’ah.
Komponen
Qona’ah :
1.
Menerima dengan rela apa yang ada
2.
Memohon kepada Allah agar ditambah rezeki yang
layak dengan diiringi ikhtiar.
3.
Menerima dengan sabar semua ketentuan Allah
4. Bertawakkal kepada Allah
5.
Tidak tertarik dengan tipu daya yang bersifat
duniawi.
Hadits Rasulullah SAW :
Artinya :
Dari
Abdillah bin Amr, Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh beruntung
orang yang beragama Islam dan dicukupi rizkinya kemudian merasa cukup dengan
apa yang diberikan Allah kepadanya.” (HR Muslim)
Fungsi Qona’ah :
1.
Menciptakan ketenangan dan ketentraman dalam hidup
bermasyarakat
2.
Terhindar dari sifat hasud, iri, dengki, dan
dendam
3. Menjauhkan diri dari mengemis dan meminta-minta
B.
TASAMUH
Secara bahasa tasamuh
artinya toleransi, tenggang rasa atau saling menghargai. Sedangkan menurut
istilah tasamuh berarti suatu sikap yang senantiasa menghargai orang lain yang
berbeda dengan dirinya.
Firman Allah :
Artinya,”Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling
mengenal (sebagian yang satu dengan yang lain). Sesungguhnya orang yang paling
mulia disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al hujurat : 13)
Hadits Rasulullah SAW :
Artinya :
Tidak
sempurna iman seseorang diantara kamu sehingga mencintai saudaranya sebagaimana
mencintai dirinya sendiri. (HR Bukhori dan Muslim).
Manfaat tasamuh :
1.
Tercipta masyarakat yang aman dan tenteram
2.
Umat Islam bebas dalam menjalankan ibadah tanpa
tekanan dari manapun
3. Tidak terjadi kesenjangan sosial.
Tasamuh secara garis besar di bagi menjadi dua
yaitu :
a.
Tasamuh intern umat beragama (sesama muslim)
Dengan sesama umat Islam kita harus bisa
saling toleransi atau menghormati satu dengan yang lain. Umat Islam itu
bagaikan satu bangunan yang menguatkan antara satu bagian dengan bagian yang
lainnya. Toleransi ini jangan sampai hilang hanya karena perbedaan dalam shalat
shubuh memakai qunut atau tidak, perbedaan menjalankan hari raya, perbedaan
penentuan awal dan akhir Ramadhan dan sebagainaya.
Mengenai perbedaan ini Nabi bersabda :
اِخْتِلاَفُ اُمَّتِى رَحْمَةٌ (الحديث)
Artinya ,”Perbedaan
pendapat di kalangan umatku adalah rahmat.” (Al hadits)
b.
Tasamuh antar umat beragama (dengan non muslim)
Allah menyatakan bahwa Agama yang
diridhoi dan diakui di sisi-Nya hanyalah Islam. Namun demikian dalam
bermasyarakat kita tidak boleh kemudian kita menghina, melecehkan dan
merendahkan orang-orang yang beragama non Islam. Kita harus tetap bekerjasama
dengan mereka dalam masalah keduniawian. Tetapi jika sudah sampai pada urusan
akidah, kita harus berjalan sendiri sesuai dengan aturan masing-masing. Dengan
demikian maka tasamuh berarti membiarkan orang lain beribadah sesuai dengan
keyakinan mereka masing-masing. Dalam hal ini kita berpedoman pada firman Allah
:
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ
دِيْن
ِِِArtinya ,”Bagimu
Agamamu dan bagiku Agamaku. (Al kafirun : 6)