A.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Rasulullah
Ilmu pengetahuan adalah sangat
penting dalam kehidupan manusia. Oleh karenanya, Islam sangat menghargai ilmu
pengetahuan sebagaimana yang dicerminkan dalam wahyu pertama yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw.
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ
Artinya : "Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.
Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."( QS. Al
Alaq: 1-5 )
Bagi Islam, ilmu pengetahuan adalah ruh (nyawa) bagi manusia. Islam sangat menjunjung tinggi orang-orang yang memilki ilmu pengetahuan. Dengan memiliki ilmu, seseorang menjadi lebih tinggi derajatnya dibanding dengan yg tidak berilmu. Atau dengan kata lain, kedudukan mulia tidak akan dicapai kecuali dengan ilmu.
Firman Allah Swt. :
Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz
Artinya : "Niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yg beriman diantara kamu dan orang-orang yg diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat" (Al Mujadilah : 11)
Dan firman Allah Swt. :
ö@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôèt tûïÏ%©!$#ur w tbqßJn=ôèt 3 $yJ¯RÎ) ã©.xtGt (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$#
Artinya : "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui" (Az-Zumar : 9).
Begitu besar perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan, sehingga Islam
memerintahkan
a. Setiap orang Islam
baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan untuk menuntut ilmu. Sabda Nabi :
"Mencari
ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan" (HR. Ibnu Abdil Bar).
b. Dimanapun ilmu
berada, Islam memerintahkan untuk mencarinya. Sabda Nabi :
"Carilah
ilmu meskipun di negeri Cina" (HR Ibnu 'Adi dan Baihaqi).
c. Menuntut ilmu dalam
Islam tidak berhenti pada batas usia tertentu, melainkan dilaksanakan seumur
hidup atau tegasnya dalam hal menuntut ilmu tidak ada istilah sudah tua".
Selama hayat masih dikandung badan, manusia wajib menuntut ilmu.Hanya caranya
saja hendaklah disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan masing-masing.Perintah
menuntut ilmu sepanjang masa ini diterangkan dalam Hadits Nabi Saw.
"Carilah ilmu sejak buaian sampai ke liang lahat".
Dengan perintah wajib mencari ilmu dari Allah dan Rasul,
maka para sahabat berlomba-lomba menuntut ilmu. Rasulullah telah menancapkan
semangat ilmu yang diajarkan Islam pada para sahabat ini. Beberapa peristiwa
dapat dijadikan bukti kepedulian Nabi Muhammad saw. terhadap pengembangan
tradisi keilmuan, diantaranya :
1. Rasulullah segera
menyelenggarakan pengajian rutin di rumah Al Arqam bin Abil Arqam
2. Khabbab bin Arts
ditugasi Rasulullah untuk mengajari para sahabat bacaan dan hafalan Al Qur'an
di rumah mereka masing-masing
3. Mengirim Mush'ab bin
Umair untuk memberikan pengajaran keislaman kepada keluarga muslim Yatsrib
4. Ketika fathul Makah, Rasulullah
segera memerintahkan diselenggarakannya kelompok belajar bagi warga Makkah
untuk mendalami Islam dan meninggalkan beberapa guru yang dipimpin Muadz bin
Jabbal ketika melanjutkan misinya ke Thaif
5. Salah satu syarat
pembebasan tawanan perang Badar adalah dengan mengajari 10 orang muslim
kemampuan membaca dan menulis.
Islam mendorong pemikiran bebas dan mengembangkan metode percobaan
rasional, yang menjadi dasar ilmu pengetahuan dan filsafat modern. Sebelum masa
Nabi Muhammad, orang tidak berani melakukan percobaan-percobaan karena takut
dengan balasan kekuatan iblis. Nabi Muhammad saw telah menghancurkan banyak
takhayul yang salah dan rasa takut mendasar, serta membantu menyiapkan
masyarakat manusia bagi potensi besar pencarian ilmu pengetahuan.
Dalam salah satu haditsnya tentang hal tersebut yang paling banyak diingat,
Rasul menegaskan bahwa "tinta seorang sarjana lebih suci daripada darah
seorang syuhada." Ia mengajarkan umat Muslim bahwa kebodohan adalah
kemiskinan terbesar, bahwa sebuah pemikiran tanpa pendidikan seperti seorang
pemberani tanpa lengan, dan bahwa ilmu pengetahuan mengangkat orang – tanpa
memandang jenis kelamin, usia, ras, atau agama – ke tingkat tertinggi
pencapaian umat manusia.
B.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Khulafaur
Rasyidin
Semangat keilmuan yang telah diajarkan Rasulullah baru menampakkan
dampaknya yang amat luas setelah Rasulullah wafat. Kehadiran Rasulullah saw
ditengah-tengah mereka sebagai pemimpin dan tokoh sentral menjadikan semua
situasi dan persoalan yang muncul saat itu dikembalikan dan diselesaikan oleh
beliau.
Sepeninggal Rasulullah saw, semua persoalan yang dihadapi mesti dicarikan
pemecahan sendiri, yakni dengan mencari rujukan kepada ayat-ayat Al-Qur’an dan
hadits yang sifatnya jelas atau cukup dekat dengan situasi atau masalah yang
dihadapi. Maka pada periode ini ilmu yang pertama tumbuh adalah yang berkaitan
dengan hukum, kemudian karena hadits menjadi satu rujukan dalam pemikiran
hukum, hadits tumbuh menjadi ilmu tersendiri. Ilmu kalam muncul berpangkal pada
persoalan-persoalan politik khususnya pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan
dan Ali bin Abi Tholib dan makin berkembang setelah filsafat masuk ke dalam
Islam.
C.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Bani Umayyah
Untuk mendorong perkembangan ilmu pengetahuan pada masa daulah Bani Umayyah
ini, dilakukan dengan jalan memberikan motivasi atau dorongan yang dilakukan
oleh para khalifah dengan cara memberikan hadiah yang cukup besar kepada para
ulama, ilmuan serta para seniman yang berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan
kebudayaan. Pada saat ini juga telah mulai dirintis jalan ilmu aqli yaitu
filsafat dan eksakta. Pada masa daulah ini telah ada penemuan tentang suatu
cara pengamatan astronomi pada abad-7 M, yaitu delapan abad sebelum kelahiran
Galileo Galilei dan Copernicus. Dan telah berdiri pula sekolah kedokteran dan
astronomi di Jundishpur.
Pusat penyebaran ilmu pengetahuan pada waktu ini terdapat di masjid-masjid,
sebagai contoh Abdullah bin Abbas mengajar ilmu Tafsir di Masjidil Haram di
Makah dan Ja'far As Shadiq mengajar ilmu kimia di Masjid Madinah. Sedangkan
kota-kota yang menjadi pusat kajian ilmu pengetahuan hampir masih sama dengan
zaman sebelumnya, yaitu Damaskus, Kufah, Bashrah, Makkah, Madinah, Mesir dan
Andalusia.
Satu catatan prestasi/jasa yang sangat berharga bagi Islam dari Daulah Bani
Umayyah ini adalah dikumpulkan dan dibukukannya hadits Nabi pada masa Khalifah
Umar bin Abdul Aziz. Pembukuan ini dilatar belakangi oleh banyaknya hadits-hadits
palsu yang dibuat oleh kelompok-kelompok tertentu untuk kepentingan politik
mereka sendiri. Sedangkan ilmu pengetahuan agama yang berkembang pada masa ini
antara lain adalah ilmu Qiraat, Tafsir, Hadits, Fiqih, Nahwu, Balaghah dan
lain-lain.
D.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Bani Abbasiyah
Zaman ini merupakan zaman keemasan ilmu pengetahuan dalam sejarah Islam.
Gairah dan kehausan akan ilmu membuat para cendekia pada waktu itu berusaha
menerjemahkan dan mengembangkan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab, disamping
juga banyak pula buku-buku yang merupakan karya asli dari kaum muslimin dalam
berbagai bidang pengetahuan, sehingga tidak mengherankan Baghdad sebagai ibu
kota Bani Abbasiyah menjadi kiblatnya dunia ilmu pengetahuan yang menjadi tujuan
para kaum cendekia dari seluruh penjuru dunia.
Popularitas Daulah Abbasiyah (750 -1258 M) mencapai puncak keemasannya pada
masa Khalifah Harun Al Rasyid (786 – 809 M). Pada masa ini, kekayaan negara
banyak digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, sehingga muncul 800 orang
ahli kedokteran. Dan setelah Harun Ar Rasyid meninggal, kekhalifahan digantikan
oleh Al Makmun. Pada masa ini penerjemahan buku-buku asing digalakkan dan
banyak didirikan sekolah-sekolah.
Pada zaman Daulah Abbasiyah sudah ada tempat-tempat khusus untuk mendalami
ilmu pengetahuan (ma'had), yang sebelumnya hanya menggunakan masjid saja
sebagai pusat kegiatan umat Islam. Tempat-tempat belajar tersebut adalah :
a) Kuttab yaitu tempat
belajar tingkat rendah dan menengah,
b) Masjid untuk pendidikan
tingkat tinggi,
c) Majelis Munadharah,
tempat pertemuan para ulama dan cendikia untuk berdiskusi,
d) Darul Hikmah,
perpustakaan terbesar yang dibangun khalifah Harun Al Rasyid yang juga
menyediakan ruangan tempat belajar,
e) Madrasah sebagai
tempat belajar seperti saat sekarang yang merupakan inisiatif dari Menteri
Nidhamul Mulk.
Dari abad ke-8 hingga ke-10, Baghdad berkembang sebagai kota paling beradab
dunia. Universitasnya diisi oleh 6.000 mahasiswa dari seluruh dunia, dan ia
menarik sumbangan yang nilainya setara dengan jutaan dolar. Jalanan Baghdad
dilapis rata, lengkap dengan saluran pembuangan yang tertutup, dan bermandikan
cahaya.
Selama beberapa abad (sekitar 700 M hingga 1100 M), Arab, bukan Latin, yang
merupakan bahasa universal ilmu pengetahuan. Selama masa keemasan Islam ini,
banyak umat Kristen yang mempelajari bahasa Arab dan belajar di
universitas-universitas Muslim.
Arisoteles dan Plato
ditemukan kembali oleh para sarjana Muslim yang menterjemahkan banyak manuskrip
berbahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Mereka adalah penggagas kimia,
meteorologi, matematika, sosiologi, dan geografi modern. Para ahli bedah Muslim
juga merupakan yang pertama yang membedah tubuh manusia.
Umat Muslim, selama masa ini, terkenal memiliki hasrat meraih berbagai pencapaian
intelektual dan ilmu pengetahuan; teleskop yang pertama diketahui dibuat untuk
seorang khalifah Muslim. Tanpa sistem angka Arab, yang memasukkan bilangan
desimal dan nol, ilmu pengetahuan dan bisnis tidak mungkin terwujud. Salah satu
sumbangan terbesar Islam bagi dunia Barat adalah seni pembuatan kertas, yang
disadur dan dikembangkan dari teknik-teknik yang dipelopori oleh orang
Tiongkok. Tanpa kertas berkualitas bagus dan terjangkau, penyebaran percetakan
dan ketersediaan buku bagi pendidikan universal tidak mungkin terjadi.
E.
Tokoh Ilmuwan Muslim dan Peranannya Di Bidang Ilmu
Pengetahuan Sampai Masa Daulah Abbasiyah
Ilmuwan
Muslim yang lahir hingga masa Daulah Abbasiyah, dapat disebutkan diantaranya
sebagai berikut :
1. Bidang Ilmu
Pengetahuan Agama
a. Ilmu Tauhid
Tokoh pada
ilmu tauhid ini adalah Abu Hasan Al Asy'ari (873 M). Ajarannya dikenal dengan
paham Asy'ariyah, sedangkan ajaran yang paling terkenal adalah ajaran mengenai
20 sifat wajib Allah.
b. Ilmu Fiqih
1. Imam Hanafi
Nama
lengkap beliau adalah An Nu'man bin Tsabit. Lahir tahun 700 M di Kufah, Irak.
Ajarannya dalam menetapkan hukum fiqih adalah selalu berpegang pada Al Qur'an, Hadits,
qiyas dan istihsan. Beliau tidak menghendaki adanya taklid dan bid'ah yang
tidak ada dasarnya dalam Al qur'an dan hadits.
2. Imam Maliki
Beliau
lahir di Madinah tahun 716 M dengan nama Abu Abdillah Malik bin Anas. Dalam
menetapkan hukum, beliau berpedoman pada Al Qur'an, hadits, ijma sahabat dan
urf (adat) penduduk Madinah. Buku karangannya diantaranya adalah Al Muwatha'.
3. Imam Syafi'i
Nama
lengkapnya adalah Muhammad Ibnu Idris bin Abbas bin Usman As Syafi'i. Beliau dilahirkan di Palestina, pada tahun
767 M, telah mahir baca tulis pada usia 5 tahun. Pada usia 9 tahun, beliau
telah hafal Al Qur'an 30 juz, hafal hadits-hadits dalam kitab Al Muwatha' pada
usia 10 tahun, dan pada usia 15 tahun telah lulus dalam spesialisasi hadits
dari gurunya Imam Sufyan bin Uyaina dan berhak memberi fatwa kepada masyarakat.
Dalam menetapkan hukum, beliau berpedoman pada Al Qur'an, hadits, ijma' dan
qiyas. Sedangkan kitab-kitab karya beliau antara lain Ar Risalah dan Al Um.
4. Imam Hambali
Nama
lengkap beliau adalah Ahmad bin Hambal Asy Syaibani. Lahir di Baghdad tahun 855
M. Dalam menetapkan hukum fiqih, beliau berpedoman pada Al Qur'an, hadits, dan
fatwa para sahabat.
c. Ilmu Akhlak
Tokoh
ilmuwan muslim yang terkenal di bidang ilmu akhlak adalah Al Ghozali. Beliau
bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali, lahir di Iran,
tahun 1058 M. Selain dalam ilmu akhlak beliau juga menguasai ilmu tafsir, fiqih,
tasawuf dan filsafat. Karena keluasan ilmunya itulah, beliau disebut sebagai Hujjatul
Islam. Karya beliau di antaranya adalah Tahafut Al Falasifah, Huluqul
Muslim dan Ikhya' Ulumuddin.
2. Bidang Ilmu
Pengetahuan Umum
1.
Ibnu Sina, seorang bapak ilmu kedokteran. Karya beliau diantaranya: Al Qanun Fi At Tibbi ( The Canon Of
Medicine), An Najad dan Asy Syifa.
2.
Al Farabi.
Beliau dianggap sebagai guru kedua setelah Aristoteles dalam bidang ilmu
filsafat. Karya beliau antara lain; Fushus Al Hikam, Al Mufarriqah, dan Al Fadhilah.
3. Al Biruni. Selain
ahli fisika, beliau menguasai ilmu astronomi. Karyanya yang terkenal adalah Kitab
Al Atsar Al Bakiyya 'an Al Qanun Al Khaliyyah, Tafkhim li Awa'I As Sina'a At
Tanzum, Qanun Al Mas'udi fi Al Hayah Wa An Nuzum.
4.
Jabir Ibnu Hayyan. Seorang ahli kimia dengan karya
tidak kurang dari seratus buku tentang kimia. Di antara
karyanya adalah Book Of Composition of Alchemy.
5. Al Khawarizmi. Beliau
sangat terkenal dengan penemuan-penemuannya di bidang matematika. Di antara
karya tulisnya adalah Al Mukhtasar fi Al Hisab Al Jabr wa Muqabalah.
6. Al Mas'udi. Seorang ahli geografi dan sejarah.
Karyanya adalah Zahir Al 'Ulum wa Ma
Kana fi Sa'ir Ad Duhur, Al Istidzkar Lima Marra fi As Slif Al A'mar, dan Tarikh
fi Akhbar Al "ulum Al Arab wa Al 'Azam