Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas
BAB II
BAB IV
C. Tingkat Kemajuan Motivasi Belajar Siswa
D. Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siswa
DAFTAR
PUSTAKA
Depdiknas RI . 2003. Undang Undang
Rep. Indonesia no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (UUSPN),
Jakarta : Depdiknas
RI .
BIODATA PENULIS
Identitas Diri:
ABSTRAK
Mushonef. tahun
2012. “Implementasi
Model Pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Motivasi
dan Hasil Belajar Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati
Di Kelas VII-A SMP Negeri 1
Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012”
Kata Kunci : Model Pembelajaran TPS, Multimedia Interaktif, Motivasi dan Hasil
Belajar
Penciptaan
kondisi belajar yang optimal harus diwujudkan agar proses belajar mengajar
dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Kondisi tersebut dapat terwujud apabila
seluruh komponen dalam proses pembelajaran berfungsi secara optimal pula. Untuk
menwujudkan situasi belajar yang optimal maka komponen belajar harus
diberdayakan. Komponen belajar itu antara lain siswa yang aktif dalam
mengikuti pelajaran dan guru yang mampu menggunakan metode mengajar yang
variatif.
Tujuan yang hendak dicapai dalam
penulisan ini untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran TPS
dengan multimedia interaktif dapat meningkatkan motivasi
dan hasil belajar menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati di kelas VII
A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 .
Penelitian ini
dilakukan berdasarkan permasalahan (1) Bagaimana
Implementasi Model Pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif dapat
meningkatkan Motivasi Belajar Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati
Di Kelas VII-A SMP Negeri 1
Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 ? (2) Apakah Model Pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif dapat
meningkatkan Hasil Belajar Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati
Di Kelas VII-A SMP Negeri 1
Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
Dari hasil penelitian dengan subyek penelitian
siswa kelas VII A
sejumlah 32
siswa di SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak, dapat disimpulkan bahwa implementasi
model pembelajaran TPS
dengan multimedia interaktif dapat lebih efektif untuk meningkatkan motivasil belajar Menerapkan
Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati Di Kelas
VII-A SMP
Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 , Juga
dapat meningkatkan hasil belajar pada siklus I dengan rata-rata nilai hasil evaluasi 73,46 Ketuntasan Klasikal sebesar 72,86 % dengan KKM 71 dan pada siklus II rata-rata nilai hasil evaluasi
meningkat menjadi 81,17
Ketuntasan Klasikal sebesar 94,29 %
dengan KKM 71
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya penulis diberi kesehatan dan kekuatan untuk melaksanakan penelitian sehingga dapat
menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran
TPS dengan Multimedia Interaktif Untuk meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan
Mim Mati Di Kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Model pembelajaran ini
merupakan model pembelajaran yang menggunakan media computer sehingga
diharapkan dapat meningkatkan motivasi, kreativitas dan Motivasi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran PAI yang pada akhirnya dapat meningkatkan
prestasi belajar.
Selanjutnya
penulis sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1.
Bapak Ali
Akhmadi, S.Pd.,M.Pd. selaku kepala SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak yang
telah memberikan izin dan dukungan moril.
2.
Ibu Tatik Rumiyati, S.Ag dan Ibu
Muqonaah, S.Ag yang telah membantu menjadi kolaborator dalam penelitian ini.
3.
Drs. H. Arifin Shidiq, M.Pd.I selaku
Dekan FITK-UNSIQ Wonosobo dan ketua pelaksana Diklat Peningkatan Kompetensi dan
Wawasan Tenaga Pendidik yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam
mengikuti pendidikan dan pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4.
Segenap Panitia dan Nara Sumber Diklat
yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini.
Semoga hasil penelitian ini
dapat berguna bagi pengembangan pendidikan dan dapat memberikan manfaat yang
luas khususnya materi Pendidikan Agama Islam.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembelajaran amat ditentukan oleh kondisi yang terbangun
selama pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang semakin kondusif dan
menyenangkan, menyebabkan tingkat
keberhasilan peserta didik dalam belajarnya akan semakin tinggi begitu
juga sebaliknya, keberhasilan peserta
didik akan rendah jika kondisi pembelajaran kurang kondusif dan membosankan.
Dengan kata lain, terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusif akan
menjadikan proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dan
peserta didik akan berhasil dengan optimal dalam mewujudkan tujuan/kompetensi
yang diharapkan dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran akan berlangsung secara
efektif apabila didukung oleh motivasi belajar yang kuat dari siswa.
Teori-teori belajar apa pun apabila didukung oleh motivasi belajar yang tinggi
dalam proses pembelajaran, maka akan memperoleh hasil yang maksimal.(S.
Nasution: 2004)
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW. Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi
yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa saja yang meyakini dan
mengamalkannya.
Ajaran Islam memerintahkan kepada umat Islam untuk belajar Al-Qur’an untuk
mahir dan mengajarkannya kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda :
”Sebaik-baik diantara kamu adalah orang belajar Al-Qur:’an dan
mengajarkannya” (HR. Bukhori, Abu Dawud, Tarmidi dan An-Nasa’i)
Agar dapat membaca dan mempelajari Al
Qur'an dengan baik dan benar diperlukan pengetahuan yang cukup dan memadahi
segala ilmu yang berkaitan dengan Al Qur'an terutama ilmu tajwid, yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari ilmu Al Qur'an. Maka tepatlah kiranya
pelajaran ilmu tajwid termasuk bagian dari materi yang harus dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar di tingkat SMP.
Berkaitan dengan hal di atas, proses
pembelajaran PAI terutama Standar Kompetensi Al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati perlu mendapat perhatian yang intensif baik
dari segi metode, sumber-sumber belajar maupun suasana pembelajaran yang
kondusif, mengingat penguasaan kompetensi membaca
al-Quran sangat diperlukan bagi siswa, salah satu alasannya apabila siswa salah membaca al Qur’an maka akan mengakibatkan perbedaan pada maknanya.
Namun dalam kenyataanya
mayoritas umat Islam di Indonesia masih banyak yang belum bisa membaca
Al-Qur’an dengan fasih dan benar apalagi sampai memahami isi kandungannya.
Demikian pula siswa-siswi kelas VII-A SMP Negeri 1
Bonang Kabupaten Demak belum mampu memenuhi harapan dari standar
isi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22/2006.
Pada tataran
realitas, melalui survey awal ditemukan bahwa secara umum siswa kelas
VII-A SMP Negeri 1 Bonang masih banyak mengalami kesulitan dan tingkat motivasi
yang rendah dalam mempelajari al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun
Mati/Tanwin dan Mim Mati. Indikasi itu terlihat dari beberapa segi antara lain
dalam hal kepemilikan buku pelajaran hanya 25% siswa yang memilikinya. Siswa
yang mau bertanya pada teman tentang materi PAI baru mencapai 31,25%. Siswa
yang mau bertanya kepada guru sebesar 18,75%. Siswa yang selalu mengulang
pelajaran PAI di rumah berkisar 3,125%. Siswa yang selalu tepat waktu
mengumpulkan tugas PAI 25%. Siswa yang mengganggap materi PAI sangat sulit sebanyak
40,625%. Siswa yang sangat serius mengikuti pelajaran PAI hanya 6,25% dan siswa
yang mengaku rugi jika tidak mengikuti materi pelajaran PAI hanya sebanyak 75%.
Berdasarkan kenyataan di atas perlu ditemukan cara
terbaik untuk menyampaikan konsep al Qur’an:
Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati sehingga siswa termotivasi mengikuti
pembelajaran yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar.
Salah satu upaya yang penulis lakukan yaitu
melalui penerapan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif.
Upaya ini akan diwujudkan dalam suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan judul:
”
Implementasi Model Pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati Di Kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah
diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas
(PTK) ini adalah :
1.
Bagaimana implementasi model
pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif dapat meningkatkan motivasi
belajar menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati Di Kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
2.
Apakah model pembelajaran TPS dengan
Multimedia Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati Di Kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mendiskripsikan implementasi model pembelajaran TPS dengan
Multimedia Interaktif dapat meningkatkan motivasi
belajar menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan
Mim Mati Di Kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati
yang menggunakan model
pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif
Di Kelas VII-A SMP Negeri 1
Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012D.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan dari penelitian
ini adalah :
1.
Secara teoritis untuk melengkapi model
pembelajaran dengan Think Pair Share
dengan bantuan multimedia interaktif serta
menambah khazanah inovasi pembelajaran bagi para guru untuk mengembangkan ide-idenya
secara kreatif tentang pendekatan pembelajaran.
2.
Secara akademis ingin menambah
kepustakaan Pendidikan Islam dalam hal meningkatkan motivasi belajar Agama
Islam.
3.
Secarara praktis:
a.
Bagi peserta didik,
untuk membangkitkan semangat belajar PAI, membangun kerja
sama, meningkatkan keterampilan komunikasi ilmiah dalam
belajar,
mendapatkan proses pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan prestasi hasil belajar.
b.
Bagi guru,
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode
pembelajaran yang dapat memberikan manfaat, untuk sumbangan
pemikiran dalam mengajar,
meningkatkan kreativitas guru guna mencapai pembelajaran yang berkualitas, meningkatkan
profesionalisme melalui upaya penelitian yang dilakukan. Bagi sekolah,
untuk meningkatkan prestasi sekolah melalui peningkatan prestasi hasil belajar peserta didik dan meningkatkan
kinerja sekolah dengan mengoptimalkan kinerja guru serta sebagai kontribusi adanya inovasi pembelajaran di sekolah.
BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A.
Kerangka Teoritis
1.
Proses Belajar Mengajar
Proses pembelajaran merupakan aktivitas kompleks yang mengintegrasikan
secara utuh berbagai komponen kemampuan, seperti tingkat pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai. (Prasetya Irawan dkk.: 1996). Ini
berarti bahwa baik guru maupun siswa harus memenuhi persyaratan tertentu dalam
pengetahuan, kemampuan, sikap nilai, serta sifat-sifat pribadi agar proses
pembelajaran dapat terselenggara secara optimal. Dalam proses pembelajaran
siswa dituntut untuk aktif dan mandiri dalam kegiatan di kelas.
Banyak cara yang
dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran di kelas, diantaranya adalah melalui model pembelajaran Think
Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian
Motivasi
Para ahli
menyampaikan beberapa pengertian motivasi antara lain (Soemanto: 2003) menyatakan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam
diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi
dalam usaha mencapai tujuan. Sedangkan (Sudarman:
2004) mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan, dorongan,
kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang
atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan
apa yang dikehendakinya.
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, maka motivasi belajar berarti keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang dapat menimbulkan, menjamin,dan memberikan arah pada kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Denga motivasi belajar maka siswa dapat mempunyai intensitas dan
kesinambungan dalam proses belajar yang diikuti.
b. Macam-macam
Motivasi
Motivasi dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
1) Motivasi
Intrinsik yaitu
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam setiap diri individu sudah
2) Motivasi
Ekstrinsik yakni
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena ada perangsang dari luar. (Djamarah: 2002)
c. Pentingnya Motivasi dalam Kegiatan Pembelajaran
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, motivasi memiliki beberapa manfaat
yaitu: memberi semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, membuat seseorang berkeinginan untuk melakukan sesuatu kegiatan, memberi petunjuk pada tingkah laku belajar, menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan pembelajaran siswa dan sebagai pendorong dalam usaha pencapaian prestasi dan hasil belajar yang
diharapkan.
Ada
beberapa strategi dalam mengajar untuk membangun motivasi intrinsik.
Strategi tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Mengaitkan tujuan belajar dengan
tujuan siswa
2)
Memberikan kebebasan dalam memperluas
materi pelajaran sebatas yang pokok
3)
Memberikan banyak waktu ekstra bagi
siswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan sumber belajar di sekolah
4)
Sesekali memberikan penghargaan pada
siswa atas pekerjaannya
5)
Meminta siswa untuk menjelaskan hasil
pekerjaannya
Sedangkan
strategi membangkitkan motivasi ekstrinsik antara lain:
1)
Kompetisi (persaingan)
2)
Pace Making (membuat tujuan
sementara atau dekat)
3)
Tujuan yang jelas
4)
Kesempurnaan untuk sukses
5)
Minat besar: Motif akan timbul jika
siswa memiliki minat yang besar.
6)
Mengadakan penilaian atau tes.
1.
Model Pembelajaran Think Pair
Share
Model Think Pair
Share dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekan-rekannya dari Universitas
Maryland. Think Pair Share memiliki prosedur secara eksplisit dapat
memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu
sama lain (Ibrahim dalam Estiti, 2007:10) dengan cara ini diharapkan siswa
mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan saling bergantung pada
kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
Metode TPS merupakan
salah satu strategi dalam pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan waktu
kepada siswa untuk berpikir sehingga strategi ini punya potensi kuat untuk
memberdayakan kemampuan berpikir siswa. Peningkatan kemampuan berpikir siswa
akan meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar siswa dan kecakapan
akademiknya.
Siswa dilatih bernalar dan dapat berpikir kritis untuk memecahkan masalah
yang diberikan oleh guru. Guru juga memberikan kesempatan siswa untuk menjawab
dengan asumsi pemikirannya sendiri, kemudian berpasangan untuk mendiskusikan
hasil jawabannya kepada teman sekelas untuk dapat didiskusikan dan dicari
pemecahannya bersama-sama sehingga terbentuk suatu konsep.Think-Pair-Share
(TPS) atau Berpikir-Berpasangan-Berbagi merupakan jenis cooperative
learning yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur
ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 orang)
dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada penghargaan individu.
Langkah-langkahnya adalah: Thinking (berpikir) mengenai pelajaran, Pairing (berpasangan) untuk berdiskusi dan
Sharing (berbagi); membahas hasil diskusi.
Model pembelajaran Think-Pair-Share
adalah salah satu model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap
siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain.
Adapun langkah-langkah dalam
pembelajaran Think-Pair- Share adalah: (1) guru membagi siswa dalam
kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok, (2) setiap siswa
memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri, (3) siswa berpasangan dengan
salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya, (4) kedua pasangan
bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk
membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat . Think-Pair-Share memiliki
prosedur ynag ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih
banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain (Nurhadi
dkk, 2003 : 66). Sebagai contoh, guru baru saja menyajikan suatu topik atau
siswa baru saja selesai membaca suatu tugas, selanjutnya guru meminta siswa
untuk memikirkan permasalahan yang ada dalam topik/bacaan tersebut.
Dalam model ini, guru meminta siswa
untuk memikirkan suatu topik, berpasangan dengan siswa lain dan
mendiskusikannya, kemudian berbagi ide dengan seluruh kelas.
Tahap utama dalam
pembelajaran Think-Pair-Share menurut Ibrahim (2000: 26-27) adalah
sebagai berikut:
Tahap 1 : Thingking (berpikir)
Guru mengajukan pertanyaan
atau isu yang berhubungan dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk
memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
Tahap
2 : Pairing
Guru meminta siswa
berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya
pada tahap pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan
jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan mendefinisikan jawaban yang dianggap
paling benar, paling meyakinkan, atau paling unik. Biasanya guru memberi waktu
4-5 menit untuk berpasangan.
Tahap
3 : Sharing (berbagi)
Pada tahap akhir, guru
meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang
telah mereka bicarakan. Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat
dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela bersedia melaporkan
hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi pasangan hingga sekitar
seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Kegiatan
“berpikir-berpasaangan-berbagi” dalam model Think-Pair-Share memberikan
keuntungan. Siswa secara individu dapat mengembangkan pemikirannya
masing-masing karena adanya waktu berpikir (think time), sehingga kualitas jawaban juga
dapat meningkat.
2.
Multimedia Interaktif
Secara etimologis multimedia berasal dari
kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang berarti
banyak, bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin) yang
berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu.
Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictionary (1991)
juga diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan
informasi (Rachmat dan Alphone, 2005/2006).
Beberapa definisi multimedia diantaranya:
- Kombinasi dari
paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio
(suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar.
- Alat yang dapat
menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan
teks, grafik, animasi, audio dan video.
- Multimedia dalam
konteks komputer menurut Hofstetter (2001) adalah: pemanfaatan komputer
untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan
menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan
berkomunikasi.
- Multimedia
(sebagai kata sifat) adalah media elektronik untuk menyimpan dan
menampilkan data-data multimedia. Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa multimedia
merupakan perpaduan antara berbagai
media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau
bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dll. yang telah
dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk
menyampaikan pesan kepada publik.
Pemanfaatan multimedia sangatlah
banyak diantaranya untuk: media pembelajaran, game, film, medis, militer,
bisnis, desain, arsitektur, olahraga, hobi, iklan/promosi, dll. (Wahono, 2007).
Bila pengguna mendapatkan keleluasaan dalam mengontrol multimedia tersebut,
maka hal ini disebut multimedia interaktif.
B.
Kerangka Berfikir
C.
Hipotesis
1.
Melalui model pembelajaran Think Pair Share dengan
bantuan multimedia interaktif, motivasi belajar siswa akan meningkat
2.
Melalui model pembelajaran Think
Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif, hasil belajar siswa akan
meningkat.
BAB III
PELAKSANAAN
PENELITIAN
Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian
dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga
termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian .
Tindakan pada
penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan Januari 2012
sampai dengan bulan Maret 2012.
2. Lokasi Penelitian.
Penelitian ini
dilakukan di kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak Jawa Tengah.
B. Subyek Penelitian
Subyek yang digunakan untuk penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII A. Jumlah siswa kelas VII A sebanyak 32 orang, dengan perincian 16 putra
dan 16 putri. Keseluruhan siswa kelas VII A beragama Islam. Pemilihan subyek
penelitian ini didasari pertimbangan sebagai berikut :
a)
Pengoptimalan pemahaman dan penerapan
materi nun mati/tanwin dan mim mati sesuai dengan kompetensi.
b)
Komposisi kemampuan akademik peserta
didik kelas VII A cukup merata sehingga memudahkan dalam pembentukan kelompok.
c)
Peneliti mengajarkan Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di kelas tersebut, sehingga tidak mengganggu proses
belajar mengajar.
C. Sumber Data.
Sumber data dalam penelitian ini
adalah 32 peserta didik kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012
sebagai responden. Sumber data lain dari
obeserver yang melakukan pengamatan terhadap sikap siswa, kondisi pembelajaran
dan guru mata pelajaran PAI ketika tindakan kelas berlangsung.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik
Pengumpulan Data
a.
Observasi Partisipatif.
Dalam
penelitian ini, metode observasi dilakukan secara langsung kepada guru, siswa
dan keadaan kelas yang ada untuk memperoleh data tentang motivasi belajar siswa
pada proses pembelajaran. Alat yang digunakan dalam observasi ini adalah Chek List, yaitu suatu daftar yang
berisi nama subyek dan faktor-faktor yang hendak diselidiki.( Sutrino Hadi:
1966) Dalam hal ini chek list
berupa lembar pengamatan terhadap
aktivitas guru dan siswa.
Di
samping itu digunakan observasi tak struktur yaitu dengan mengamati dan
mencatat berbagai gejala yang muncul dan terekam pada saat penerapan model
pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif, baik
yang bersifat maju maupun mundur untuk mengadakan perbaikan pada siklus
berikutnya.
b.
Kuesioner
(Angket )
Kuesioner (angket) diberikan sebelum proses
pembelajaran berlangsung untuk
mengetahui motivasi siswa dan diberikan pada setiap akhir siklus untuk
mengetahui motivasi dan tanggapan siswa
setelah penggunaan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan
multimedia interaktif.
c. Tes.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data
tentang tingkat kemampuan penguasaan materi pelajaran PAI sebelum dan sesudah
proses pembelajaran dilaksanakan pada kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang tahun
pelajaran 2011/2012
d. Dokumentasi.
Penerapan
teknik dokumentasi ini diarahkan pada data-data tertulis berupa dokumentasi nilai-nilai
PAI dan foto-foto pelaksanaan tindakan kelas.
2. Alat
Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data
penelitian ini adalah:
a. Lembar Observasi
1) Catatan penelitian berupa catatan tentang
kejadian-kejadian atau perubahan- perubahan yang dijumpai ketika tindakan
berlangsung
2) Lembar observasi tentang tindakan guru.
3) Lembar observasi tentang motivasi siswa
4) Lembar observasi tentang kegiatan pembelajaran menggunakan model Think
Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif.
b.
Angket
Angket tentang motivasi belajar siswa
terhadap materi al Qur’an : Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim
Mati dan tanggapan siswa setelah pelaksanaan model pembelajaran Think Pair
Share dengan bantuan multimedia interaktif.
c.
Soal tes:
Butir soal tes disusun peneliti dalam bentuk soal pilihan ganda dan isian
d.
Dokumentasi :
Untuk mengambil data
nilai-nilai PAI siswa
kelas VII A dan foto-foto pelaksanaan tindakan.
E. Validasi Data
Untuk kepentingan keabsahan data, penelitian ini menggunakan
teknik trianggulasi. Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil pre-test
dan post-test serta angket yang
diberikan kepada siswa.
F. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis diskriptif
:
1. Hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu
membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja.
2. Observasi
dan angket dengan analisis diskriptif berdasarkan observasi dan refleksi.
G. Indikator Kinerja
Keberhasilan
tindakan kelas ini akan nampak pada
peningkatan motivasi
belajar siswa yang dapat dilihat dari:
1. Persentase
jumlah siswa yang memiliki bahan/materi pelajaran.
2.
Persentase jumlah siswa yang antusias
belajar mandiri.
3.
Persentase jumlah siswa yang mau
bertanya kepada teman dalam satu kelompok.
4.
Persentase jumlah siswa yang mau
bertanya kepada guru.
5.
Persentase jumlah siswa yang mau
mengajarkan materi pada teman satu kelompok.
6.
Persentase jumlah siswa yang dapat
menjawab soal.
Selain peningkatan motivasi belajar,
keberhasilan tindakan kelas ini juga diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ditetapkan indikator kinerja sebagai
berikut :
1.
Pada akhir siklus
1, diharapkan minimal 60% peserta didik di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang
Kabupaten Demak mampu memahami dan dapat menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim
mati, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah.
2.
Pada akhir siklus
2, diharapkan minimal 80% peserta didik di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang
Kabupaten Demak mampu memahami dan dapat menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim
mati, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah.
3.
Pada akhir siklus 3, diharapkan 95% peserta didik di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak mampu
memahami dan dapat menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati, dengan memenuhi kriteria
ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah.
H.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selama 3 siklus dalam
bulan Januari sampai dengan Maret 2012 pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012,
didasari pada pertimbangan efisiensi waktu yang tersedia untuk penelitian ini.
Masing-masing siklus mencakup empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan (planing),
pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan
refleksi (reflecting), dapat dijabarkan kegiatannya sebagai berikut:
1. Perencanan
(planing)
Dalam perencanaan ini meliputi kegiatan identifikasi masalah,
menganalisis penyebab masalah dan menetapkan tindakan pemecahannya. Beberapa
kegiatan yang dilakukan dalam observasi awal untuk mengidentifikasi masalah
yaitu melalui wawancara dengan siswa. Berdasarkan analisis terhadap masalah
yang ditemukan kemudian ditentukan metode yang akan digunakan yaitu melalui
implementasi metode pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan Multimedia
interaktif di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012.
Langkah-langkah
persiapan selanjutnya adalah membuat skenario pembelajaran dengan menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di dalamnya menggunakan model
pembelajaran Think
Pair Share dengan bantuan Multimedia Interaktif.
2. Pelaksanaan
tindakan (acting)
Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, dilaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan guru. Pada dasarnya dalam penelitian ini bentuk
tindakannya sama. Pada tiap-tiap siklus yaitu menerapkan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan Multimedia Interaktif. Siklus II merupakan hasil pengembangan atas refleksi
hasil siklus I,
dan siklus III merupakan hasil pengembangan dan perbaikan dari refleksi siklus
II.
3. Pengamatan (observing)
Pada kegiatan ini
peneliti dibantu oleh satu orang observer untuk melaksanakan observasi terhadap
pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan Multimedia Interaktif. Observasi dilaksanakan bersamaan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dibuat. Aspek-aspek yang diamati adalah keaktifan
siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung serta hasil tes
pada akhir siklus. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini
digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
4. Refleksi (reflecting)
Hasil dan tahap
observasi yang meliputi aktifitas siswa selama proses belajar mengajar, hasil
tes pada akhir siklus juga kendala-kendala yang dihadapi selama kegiatan
pembelajaran dikumpulkan serta dikaji sehingga diperoleh hasil refleksi
kegiatan untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama menerapkan pembelajaran
ini. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini digunakan sebagai
acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
Penelitian ini menggunakan model penelitian
tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi: 2002), berbentuk
spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya sebagai berikut:
Penjelasan alur di atas
adalah:
a. Rancangan/rencana awal, sebelum
mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan, membuat
rencana tindakan, dan perangkat pembelajaran.
b. Tindakan dan observasi, meliputi
tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep
siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya model pembelajaran Think
Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif.
c.
Refleksi, peneliti mengkaji, melihat
dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan
lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
d.
Rancangan/rencana yang direvisi,
berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Penelitian
tindakan
kelas ini dibagi
dalam tiga siklus, yaitu siklus I, II, dan III dimana masing-masing siklus dikenai perlakuan
yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang
diakhiri dengan tes di akhir masing-masing
putaran.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A.
Diskripsi Kondisi Awal
dan Kegiatan Penelitian
1. Kondisi
Awal
Kondisi awal
ditandai dengan rata-rata
perolehan nilai murni Ulangan Akhir Semester 1 mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1
Bonang kelas VII-A tahun pelajaran 2011/2012 yaitu 68,84 %, nilai tertinggi 87 dan nilai
terendah 50.
Di samping itu siswa kelas VII-A dalam hal
motivasi belajar al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin dan
Mim Mati masih sangat rendah. Hal itu dapat dilihat dari beberapa indikator
antara lain dalam hal kepemilikan buku hanya 25% siswa yang memilikinya. Siswa
yang mau bertanya pada teman tentang materi PAI baru mencapai 31,25%. Siswa
yang mau bertanya kepada guru sebesar 18,75%. Siswa yang selalu mengulang
pelajaran PAI di rumah berkisar 3,125%. Siswa yang selalu tepat waktu
mengumpulkan tugas PAI 25%. Siswa yang mengganggap materi PAI sangat sulit
sebanyak 40,625%. Siswa yang sangat serius mengikuti pelajaran PAI hanya 6,25%
dan siswa yang mengaku rugi jika tidak mengikuti materi pelajaran PAI hanya
sebanyak 75%. Padahal pelajaran PAI termasuk di dalamnya kompetensi al Qur’an
sangat penting dan harus dikuasai siswa.
2. Kegiatan
penelitian
Kegitan
penelitian ini melewati tiga siklus, dengan data utama adalah motivasi belajar siswa yang diamati
dengan mengisi lembar pengamatan untuk siswa yang dijabarkan dalam lampiran-lampiran. Adapun data aktivitas
mengajar guru untuk mengetahui kondisi kelas yang diciptakan oleh guru, diamati
dalam lembar pengamatan terhadap aktivitas guru juga dijabarkan dalam lampiran-lampiran.
B. Hasil Tindakan
1. Siklus pertama (I)
a.
Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang
dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan adalah menyusun RPP yang sesuai
dengan kompetensi yang diharapkan pada materi penerapan hukum bacaan nun
mati/tanwin dan mim mati dengan media CD pembelajaran interaktif dengan
kegiatan antara lain :
1)
Peneliti menentukan model
pembelajaran Think
Pair Share.
2)
Peneliti menyiapkan CD pembelajaran
dengan materi hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati.
3)
Peneliti/guru menyiapkan ruang
multimedia untuk kegiatan proses belajar mengajar.
4)
Peneliti/guru membagi CD
pembelajaran dengan materi al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin
dan Mim Mati.
5)
Peneliti/guru menyiapkan alat
observasi dan angket tentang motivasi siswa belajar materi al-Qur’an: Menerapkan
Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati
6)
Menyiapkan butir
soal pre test dan post test
7)
Memberi angket (terlampir) yang intinya
menanyakan motivasi siswa belajar materi al-Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati
8)
Memberikan penjelasan-penjelasan dan
mengadakan kesepakatan tentang akan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas
pada pertemuan berikutnya dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia
interaktif.
b. Pelaksanaan Tindakan
Rangkuman hasil monitoring terhadap motivasi siswa
pada siklus I dalam lampiran 2, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 01
Tindakan Siswa Pada Siklus I
No
|
Butir Pengamatan
|
Jml
|
Persentase ( % )
|
1
|
Siswa
yang memiliki buku pelajaran
|
8
|
25
|
2
|
Siswa
yang antusias belajar mandiri.
|
12
|
37,5
|
3
|
Siswa
yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok.
|
10
|
31,25
|
4
|
Siswa
yang mau bertanya kepada guru.
|
6
|
18,75
|
5
|
Siswa yang mau mengajarkan materi
yang dikuasai pada teman satu kelompok.
|
18
|
56,25
|
6
|
Siswa yang dapat menjawab soal
dengan benar sebelum batas waktu
habis.
|
24
|
75
|
7
|
Siswa yang aktif positif dalam
proses pembelajaran.
|
20
|
62,5
|
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus I
|
1
|
Persentase Nilai Rata-rata
siswa
|
69,37%
|
2
|
Nilai tertinggi
|
85
|
3
|
Nilai terendah
|
50
|
4
|
Jumlah siswa yang
tuntas belajar
|
16
|
5
|
Jumlah siswa yang
belum tuntas belajar
|
16
|
6
|
Persentase siswa
yang tuntas belajar
|
50%
|
7
|
Persentase siswa
yang belum tuntas belajar
|
50%
|
- Siklus kedua (II)
No
|
Butir Pengamatan
|
Jml
|
Persentase
( % )
|
1
|
Siswa
yang memiliki buku pelajaran
|
16
|
50
|
2
|
Siswa
yang antusias belajar mandiri.
|
18
|
56,25
|
3
|
Siswa
yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok.
|
24
|
75
|
4
|
Siswa
yang mau bertanya kepada guru.
|
12
|
37,5
|
5
|
Siswa yang mau mengajarkan materi
yang dikuasai pada teman satu kelompok.
|
24
|
75
|
6
|
Siswa yang dapat dapat menjawab soal
dengan benar dalam sebelum batas waktu habis.
|
28
|
87,5
|
7
|
Siswa yang aktif positif dalam
proses pembelajaran.
|
30
|
93,75
|
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus II
|
1
|
Persentase Nilai Rata.rata
Siswa
|
79,21 %
|
2
|
Nilai Tertinggi
|
100
|
3
|
Nilai Terendah
|
65
|
4
|
Jumlah Siswa yang
Tuntas Belajar
|
25
|
5
|
Jumlah Siswa yang
Belum Tuntas Belajar
|
7
|
6
|
Persentase Siswa
yang Tuntas Belajar
|
78,125 %
|
7
|
Persentase Siswa
yang Belum Tuntas Belajar
|
21,875 %
|
- Siklus ketiga
No
|
Butir Pengamatan
|
Jml
|
Persentase
( % ) |
1
|
Siswa
yang memiliki buku pelajaran
|
29
|
90,62
|
2
|
Siswa
yang antusias belajar mandiri.
|
30
|
93,75
|
3
|
Siswa
yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok.
|
28
|
87,5
|
4
|
Siswa
yang mau bertanya kepada guru.
|
19
|
59,37
|
5
|
Siswa yang mau mengajarkan materi
yang dikuasai pada teman satu kelompok.
|
32
|
100
|
6
|
Siswa yang dapat menjawab soal
dengan benar sebelum batas waktu
habis.
|
32
|
100
|
7
|
Siswa yang aktif positif dalam
proses pembelajaran.
|
32
|
100
|
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus III
|
1
|
Persentase Nilai
siswa
|
89,06 %
|
2
|
Nilai tertinggi
|
100
|
3
|
Nilai terendah
|
75
|
4
|
Jumlah siswa yang
tuntas belajar
|
32
|
5
|
Jumlah siswa yang
belum tuntas belajar
|
0
|
6
|
Persentase siswa
yang tuntas belajar
|
100 %
|
7
|
Persentase siswa
yang belum tuntas belajar
|
0 %
|
C. Tingkat Kemajuan Motivasi Belajar Siswa
No.
|
Indikator
|
Siklus I
(%)
|
Siklus II
(%)
|
Siklus III
(%)
|
1.
|
Siswa
yang memiliki buku pelajaran.
|
25
|
50
|
90,62
|
2.
|
Siswa
yang antusias belajar mandiri.
|
37,5
|
56,25
|
93,75
|
3.
|
Siswa
yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok
|
31,25
|
75
|
87,5
|
4.
|
Siswa
yang mau bertanya kepada guru.
|
18,75
|
37,5
|
59,37
|
5.
|
Siswa yang mau mengajarkan materi
yang dikuasai pada teman satu kelompok.
|
56,25
|
75
|
100
|
6.
|
Siswa yang dapat dapat menjawab soal
dengan benar sebelum batas waktu
habis.
|
75
|
87,5
|
100
|
7.
|
Siswa yang aktif positif dalam
proses pembelajaran
|
62,5
|
93,75
|
100
|
D. Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siswa
No
|
Indikator
|
Pre test
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
Siklus III
|
1.
|
Nilai
Hasil Belajar Rata-Rata
|
66,75
|
69,37
|
79,21
|
89,06
|
2.
|
Nilai
Tertinggi
|
80
|
85
|
100
|
100
|
3.
|
Nilai
Terendah
|
50
|
50
|
65
|
75
|
4.
|
Jumlah
Siswa yang Tuntas Belajar
|
14
|
16
|
25
|
32
|
5.
|
Jumlah
Siswa yang Belum tuntas Belajar
|
18
|
16
|
7
|
0
|
6.
|
Persentase
Siswa yang Tuntas Belajar
|
43,75%
|
50%
|
78,12%
|
100%
|
7.
|
Persentase
Siswa yang Belum Tuntas Belajar
|
56,25%
|
50%
|
21,87%
|
0%
|
PENILAIAN HASIL BELAJAR
|
|||||
SIKLUS I
|
SIKLUS II
|
SIKLUS III
|
|||
Rata-rata
Nilai
|
Ketuntasan
|
Rata-rata
Nilai
|
Ketuntasan
|
Rata-rata
Nilai
|
Ketuntasan
|
69,37
|
50%
|
79,21
|
78,12%
|
89,06
|
100%
|
No.
|
Indikator
|
Siklus I
(%)
|
Siklus II
(%)
|
Siklus III
(%)
|
1.
|
Partisipasi
aktif siswa
|
62,5
|
93,75
|
100
|
2.
|
Respon
positip dari siswa kepada guru
|
46,87
|
93,75
|
100
|
3.
|
Semangat
belajar
|
37,5
|
56,25
|
93,75
|
4.
|
Komunikasi
siswa dengan siswa
|
31,25
|
75
|
87,5
|
5.
|
Komunikasi
siswa dengan Guru
|
15,75
|
37,5
|
59,37
|
No.
|
Indikator
|
Respon
Siswa
|
Siklus
I
(%)
|
Siklus
II
(%)
|
Siklus
III
(%)
|
1.
|
Pendapat
siswa tentang materi pelajaran PAI
|
Sangat
sulit
Sulit
Mudah
Sangat
mudah
|
37,50
40,67
21,87
0,00
|
21,87
25,00
53,12
0,00
|
0,00
9,37
90,62
0,00
|
2.
|
Pendapat
siswa jika tidak mengikuti pembelajaran PAI
|
Sangat
Rugi
Rugi
Tidak
rugi
Sangat
Tidak Rugi
|
0,00
93,75
6,25
0,00
|
0,00
96,87
3,12
0,00
|
0,00
100
0,00
0,00
|
3.
|
Sikap
ketika mengikuti proses pembelajaran PAI
|
Sangat
Serius
Serius
Tidak
Serius
Sangat
Tidak Serius
|
0,00
93,75
6,25
0,00
|
6,25
87,5
6,25
0,00
|
15,62
84,37
0,00
0,00
|
4.
|
Kebiasaan
menyerahkan tugas/PR materi pelajaran PAI
|
Selalu
Tepat waktu
Kadang
Tepat Waktu
Tidak
Tepat Waktu
Tidak
Menyerahkan
|
40,62
28,12
28,12
3,12
|
53,12
34,37
9,37
3,12
|
68,75
28,12
3,12
0,00
|
5.
|
Kebiasaan
siswa mengulang pelajaran PAI di rumah
|
Selalu
Mengulang
Kadang
Mengulang
Mengulang
jika ada PR
Tidak
Mengulang
|
6,25
25,00
37,50
31,25
|
15,62
31,25
46,87
6,25
|
34,37
46,87
15,62
0,00
|
6.
|
Adanya
kegiatan pembelajaran dengan model think paire share
|
Sangat
Menarik
Menarik
Kurang
Menarik
Tidak
Menarik
|
3,12
62,50
31,25
31,25
|
21,87
65,62
71,87
6,25
|
31,25
68,75
0,00
0,00
|
7.
|
Adanya
kegiatan pembelajaran dengan multimedia interaktif
|
Sangat
Senang
Senang
Kurang
Senang
Tidak
Senang
|
3,12
46,87
46,87
3,12
|
8,25
68,75
6,25
0,00
|
46,87
53,12
0,00
0,00
|
8.
|
Adanya
kegiatan pairing (berpasangan) dan sharing (berbagi)
|
Sangat
Senang
Senang
Kurang
Senang
Tidak
Senang
|
25,00
62,50
12,50
0,00
|
31,25
65,62
3,12
0,00
|
50,00
50,00
0,00
0,00
|
9.
|
Penguasaan
materi PAI setelah memakai model Think Pair Share dengan multimedia interaktif
|
Sangat
Paham
Paham
Kurang
paham
Tidak
Paham
|
0,00
40,62
46,87
12,50
|
6,25
68,75
25,00
0,00
|
18,75
81,25
0,00
0,00
|
10.
|
Perbandingan proses
Pembelajaran Think Pair Share dengan proses pembelajaran sebelumnya
|
Sangat
Menarik
Menarik
Kurang
Menarik
Tidak
Menarik
|
6,25
68,75
21,87
3,12
|
46,87
53,12
0,00
0,00
|
62,50
37,50
0,00
0,00
|
Sumber
: Data primer yang diolah
Hasil monitoring
terhadap guru, pada tindakan siklus pertama menggunakan check list
adalah sebagai berikut:
1)
Guru membuat persiapan mengajar dengan baik. 2) Guru memberikan apersepsi. 3)
Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa. 4) Guru memberikan tugas kepada siswa. 5) Guru
menjelaskan secara singkat tentang
model pembelajaran Think Pair
Share dengan bantuan multimedia interaktif yang akan dilakukan oleh siswa.
6) Guru membantu siswa belajar. 7) Guru pasif dalam memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya. 8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membantu
siswa lain dalam belajar. 9) Guru
berkeliling membantu siswa secara aktif. 10) Guru memberi kesempatan kepada
siswa agar siswa berlomba-lomba menyelesaikan tugas. 11) Guru kurang memberi
motivasi kepada siswa untuk menjawab soal dengan secepat-cepatnya.12) Guru
memberikan pujian kepada siswa yang paling cepat dan benar dalam menjawab
pertanyaan.
Sedangkan hasil monitoring terhadap guru dan
aktivitas kelas menggunakan lembar observasi tak terstruktur sebagai berikut: Guru memanfaatkan model pembelajaran Think Pair Share dengan baik, namun tindakan guru sedikit tegang, kurang improvisasi dan belum melebur dalam keceriaan siswa.
Secara umum siswa merasa senang mendapat
situasi belajar yang baru yaitu belajar didalam ruang multimedia dan dapat berdiskusi
dengan temannya. Namun demikian kelas masih nampak sering gaduh sehingga
mengurangi perhatian, keaktifan dan
kesungguhan siswa dalam belajar.
Adapun analisis hasil
tes maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 02
Rekapitulasi Hasil
Tes Siswa Pada Siklus I
Sumber
: Data primer yang diolah
Keterangan :
Kriteria Ketuntasan Minimal Materi pelajaran Al
Qur’an: Menerapkan Hukum Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati kelas VII semester II SMP Negeri 1 Bonang tahun Pelajaran 2011/2012 adalah 71
c. Refleksi Tindakan
Hasil tindakan siklus I
menunjukkan bahwa belum semua siswa bermotivasi belajar tinggi dan siswa mendapatkan model pembelajaran baru
yang masih asing sehingga dampaknya baru 50 % anak yang tuntas
belajar. Ini berarti bahwa indikator kinerja pada akhir siklus 1
belum tercapai yaitu diharapkan minimal 60% peserta didik di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak mampu memahami dan dapat menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan sekolah.
Oleh sebab itu perlu dilakukan optimalisasi tindakan sehingga penelitian akan diteruskan pada siklus II
Melalui observasi tentang performance guru
dan suasana pembelajaran diperoleh kesimpulan
bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaiki : 1) Tindakan guru nampak sedikit tegang ,kurang improvisasi dan belum melebur
dengan keceriaan siswa. 2)
Guru masih kurang dalam mendorong siswa untuk aktif
melakukan kegiatan menyenangkan. 3) Guru pasif dalam memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hanya menunggu pertanyaan dari siswa. 4) Guru kurang memberi motivasi kepada siswa untuk menjawab soal dengan secepat-cepatnya. 5) Suasana kelas
masih sering gaduh. 6) Implementasi Think Pair
Share masih rendah karena masing-masing siswa masih berlatih untuk menirukan
bacaan yang ada pada CD pembelajaran.
Dengan demikian
dapat diajukan alternatif perbaikan tindakan pada siklus II sebagai berikut:
1) Guru diusahakan lebih rilek, banyak berimprovisasi dan
melebur bersama siswa.
2) Guru meningkatkan upaya mendorong siswa untuk lebih
aktif.
3) Guru
lebih memotivasi siswa untuk bekerjasama dengan teman.
4) Siswa diusahakan lebih banyak berlatih menirukan
penerapan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati yang ada pada CD
pembelajaran dan teman kelompoknya mencocokkan contoh bacaan yang benar seperti
yang terdapat pada CD pembelajaran.
a. Perencanaan
Tindakan
Rencana tindakan Siklus II yang dilakukan oleh peneliti
antara lain :
1)
Guru mempersiapkan contoh bacaan pada
surat pendek.
2)
Guru berusaha rilek ketika proses
pembelajaran dimulai.
3)
Siswa lebih aktif sharing pada teman kelompoknya.
b. Pelaksanaan Tindakan
Rangkuman hasil monitoring terhadap siswa
pada siklus kedua dalam lampiran 2, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 03
Tindakan Siswa
Pada Siklus II
Sumber
: Data primer yang diolah
Hasil monitoring terhadap guru, adalah
sebagai berikut: 1) Guru membuat
persiapan mengajar dengan baik. 2) Guru memberikan appersepsi. 3) Guru
memberikan motivasi kepada siswa 4) Guru
memberikan tugas kepada siswa. 5) Guru menjelaskan secara singkat tentang model pembelajaran Think Pair Share yang akan dilakukan oleh siswa. 6) Guru membantu
siswa belajar. 7) Guru aktif dalam memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya 8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membantu siswa lain
dalam belajar.9) Guru berkeliling membantu siswa secara aktif. 10)
Guru memberi kesempatan kepada siswa agar siswa berlomba-lomba menyelesaikan
tugas. 11) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk menjawab
soal dengan secepat-cepatnya. 12) Guru memberikan pujian kepada
siswa yang paling cepat dan benar dalam menjawab pertanyaan.
Secara umum siswa menunjukkan rasa senang
dalam mengikuti pelajaran, ada perhatian, keaktifan dan kesungguhan dalam
mengikuti proses belajar. Namun ketika melakukan sharing di depan kelas,
siswa masih malu dan kurang keberanian.
Adapun analisis
melalui tes maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel
04
Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Pada Siklus II
Sumber
: Data primer yang diolah
c. Refleksi Tindakan
Hasil tindakan siklus II menunjukkan bahwa motivasi
belajar PAI meningkat sehingga
dampaknya ada kenaikan dalam hasil belajarnya yaitu
siswa yang memperoleh hasil tes di atas KKM sebanyak 78,12%, ini berarti tindakan
sudah menunjukkan hasil lebih baik walaupun belum mencapai hasil yang optimal. Dengan demikian indikator kinerja pada akhir siklus 2
belum tercapai yaitu diharapkan minimal 80% peserta didik di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak mampu memahami dan dapat menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan sekolah.
Oleh sebab itu perlu dilakukan optimalisasi tindakan sehingga penelitian akan diteruskan pada siklus III.
Dengan
demikian diajukan alternatif perbaikan
tindakan pada siklus III
sebagai berikut:
1) Masing-masing
siswa perlu melakukan sharing didepan
kelas untuk menguji hasil pemahaman masing-masing kelompok.
2) Guru
mepersiapkan materi Al-Qur’an surat-surat pendek untuk dipraktekkan siswa.
Kegiatan dalam
penelitian Siklus III sebagai berikut:
a.
Perencanaan Tindakan
Rencana tindakan
Siklus III yang dilakukan oleh peneliti antara lain:
1)
Guru membagi materi Al-Qur’an kepada
siswa.
2)
Siswa membuka kembali CD pembelajan
hukum nun mati/tanwin dan mim mati.
3)
Siswa mempraktekkan bacaan nun
mati/tanwin dan mim mati pada surat-surat pilihan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Rangkuman hasil monitoring terhadap siswa
pada siklus ketiga dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel: 05
Tindakan Siswa Pada Siklus III
Sumber
: Data primer yang diolah
Hasil monitoring
terhadap guru, sebagai berikut: 1) Guru
membuat persiapan mengajar dengan baik, 2) Guru memberikan appersepsi, 3) Guru
aktif memberikan motivasi kepada siswa , 4) Guru memberikan tugas kepada siswa,
5) Guru menjelaskan secara singkat
tentang model pembelajaran Think
Pair Share yang akan dilakukan oleh siswa,
6) Guru membantu siswa belajar, 7) Guru aktif memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya, 8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membantu
siswa lain dalam belajar, 9) Guru berkeliling membantu siswa secara aktif, 10) Guru
memberi kesempatan kepada siswa agar siswa berlomba-lomba menyelesaikan tugas,
11) Guru selalu memberi motivasi kepada siswa untuk menjawab soal dengan secepat-cepatnya,
12) Guru sering memberikan pujian kepada siswa yang paling cepat dan benar
dalam menjawab pertanyaan.
Adapun analisis
melalui tes maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 06
Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Pada Siklus III
Sumber
: Data primer yang diolah
Dari tabel diatas diketahui nahwa telah
terjadi peningkatan hasil belajar yang ditandai dengan banyaknya siswa yang
tuntas belajar yaitu mencapai 100%.
Ini berarti bahwa indikator
kinerja pada akhir siklus 3 sudah
tercapai yaitu diharapkan minimal 95% peserta didik di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak mampu memahami dan dapat menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin
dan mim mati, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan sekolah.
Tabel 07
Tabel Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil perbandingan
peningkatan motivasi
belajar siswa pada siklus I, II dan III dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 03
Grafik Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I, II, III
Tabel 08
Tingkat Hasil Belajar Rata-rata dan Ketuntasan Belajar
Siswa
Sumber : Data primer
yang diolah
Dari tabel diatas dapat
diketahui bahwa hasil penilaian pada siklus I, II dan III, terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 9,84 dari siklus I ke
siklus II dan
9,85 dari siklus II ke siklus III dari rata-rata nilai pada siklus I = 69,37 dan siklus II = 79,21 serta siklus III =
89,06. Juga
diperoleh peningkatan hasil ketuntasan klasikal sebesar 29,21 % pada
siklus II dan 21,78 % pada siklus III dari ketuntasan klasikal pada siklus I =
50 %,
siklus II = 78,12 % dan siklus III = 100 %.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 09
Perbandingan Penilaian
Hasil Belajar Tiap Siklus
Sumber
: Data primer yang diolah
Gambar
04
Grafik Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I, II,
III
E.
Kondisi Pembelajaran di Kelas
Tabel 10
Kondisi Pembelajaran di Kelas
Gambar 05
Grafik Perbandingan Kondisi Pembelajaran Siklus I, II,
dan III
F. Hasil
Learning Logs Siswa
Tabel 11
Hasil Learning
Logs Siswa
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan
hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunakan model pembelajaran Think Pair Share dengan
bantuan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran materi al Qur’an: Menerapkan
Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
2. Penggunaan
model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif dalam proses
pembelajaran materi al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim
Mati dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
B. Saran
1. Untuk peningkatan motivasi
siswa dalam proses pembelajaran, salah satu
solusinya adalah menggunakan model pembelajaran Think Pair Share
2. Model pembelajaran Think Pair Share dapat dilaksanakan di sekolah mana saja
dan semua propinsi dengan beberapa modifikasi.
3. Dapat digunakan sebagai model
pembelajaran untuk semua mata pelajaran.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Daradjat,
Zakiah, dkk. 1992 Ilmu Pendidikan
Islam, Jakarta :
Bumi Aksara.
Direktorat
Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI: 2009. Kurikulum &
Pengembangan Silabus Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Jakarta : Direktorat Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI .
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi
Belajar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Estiti,
M. 2007. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TPS pada Mata Pelajaran
Biologi untuk Meningkatkan Prestasi dan Belajar Siswa Kelas XII IPA SMAN I
Gondangwetan Pasuruan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UMHadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research Yogyakarta :
Yayasan penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Hussein, Syed Sajjad dan Syed Ali
Ashraf. 1986. Krisis Pendidikan Islam, terj. Rahmani Astuti, Bandung : Risalah.
Ibrahim. 2000. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Irawan
Prasetya dkk., 1996. Teori Belajar,Motivasi,dan Keterampilan
Mengajar,
Jakarta : Pusat
Antar Universitas Depdikbud RI.
.
Ismail SM: 2009.
Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Semarang : Rasail Media Group.
Moleong, Lexy . J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran
Pendidikan Islam, Jakarta :
Tri Genda Karya.
Multahim,dkk. 2007. Agama Islam Penuntun
Akhlak, Jakarta :
Yudhistira.
Nasution, S. 2004. Didaktik Azaz-azaz Mengajar, Cetakan Ketiga.
Jakarta : Bumi
Aksara.
Nurhadi, dkk.
2004. Pembelajaran Contextual (Contectal Teaching and Learning/CTL) dan
Penerapannya dalam KBK. Malang: UM.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia ,
No: 22 tahun 2006
Rusn, A. Ibnu. 1998. Pemikiran Al Ghazali tentang Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sadiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafinda Persada, Jakarta, 1997
Sugiyono: 2006. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Media Pembelajaran, Bandung: sinar Baru Algesindo.
Tim Depag RI. 1983. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Proyek Pembinaan Sarana dan Prasarana PT/IAIN.
Wartono,dkk., 2004. Sains,Materi Pelatihan Terintegrasi,Jakarta : Bagian Proyek Pengembangan sistem dan Pengendalian Program.
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur’an. 1996. Al Quran dan Terjemahnya, Jakarta : Indah Press,
BIODATA PENULIS
Identitas Diri:
N a m a :
Mushonef, S.Ag
Tempat/tgKl lahir : Demak, 27 Juli 1965
N I P :
19650727 199903 1 005
Pangkat/Golongan :
Pembina / IV a
Jabatan :
Guru
Alamat Rumah :
Jatirogo Kecamatan Bonang Kab. Demak
Jawa Tengah
Alamat Kantor :
SMP Negeri 1 Bonang
No Telepon :
081325484357
Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan:
1.
Pendidikan:
a.
MI "Tsamrotul Huda I" Jatirogo Bonang. lulus tahun 1977
b.
MTs "Sunan
Kalijaga" Bonang Demak lulus tahun
1981
c.
MA "NU" Demak Jawa Tengah lulus tahun 1984
d.
IIWS Semarang
Jawa Tengah. lulus
tahun 1997
e. Pascasarjana UNWAHAS Semarang lulus tahun 2012
e. Pascasarjana UNWAHAS Semarang lulus tahun 2012
2. Riwayat Pekerjaan:
a.
CPNS tahun 1999
b.
PNS tahun 2000
c.
Guru Agama Islam SMP Negeri 2 Guntur tahun 1999 – 2007
d.
Guru Agama Islam SMP Negeri 1 Bonang tahun 2007 -
Sekarang
Prestasi
1. Juara I Guru PAI SMP Berprestasi Tingkat Kabupaten
Demak, tahun 2008
2. Juara I Guru PAI SMP Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa
Tengah, tahun 2009
3. Juara I Lomba Kreasi Model Pembelajaran PAI Berbasis ICT
Tingkat Nasional tahun 2010