KTI

Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas
ABSTRAK

Mushonef. tahun 2012. “Implementasi Model Pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Menerapkan Hukum Bacaan Nun  Mati/Tanwin dan Mim Mati  Di Kelas VII-A  SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012

Kata Kunci : Model Pembelajaran TPS, Multimedia Interaktif, Motivasi dan Hasil Belajar

Penciptaan kondisi belajar yang optimal harus diwujudkan agar proses belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Kondisi tersebut dapat terwujud apabila seluruh komponen dalam proses pembelajaran berfungsi secara optimal pula. Untuk menwujudkan situasi belajar yang optimal maka komponen belajar harus diberdayakan. Komponen belajar itu antara lain siswa yang aktif dalam mengikuti pelajaran dan guru yang mampu menggunakan metode mengajar yang variatif.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran TPS dengan multimedia interaktif dapat  meningkatkan motivasi dan hasil belajar menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 .


Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan (1) Bagaimana Implementasi Model Pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif dapat meningkatkan Motivasi Belajar Menerapkan Hukum Bacaan Nun  Mati/Tanwin dan Mim Mati  Di Kelas VII-A  SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 ? (2) Apakah Model Pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif dapat meningkatkan Hasil Belajar Menerapkan Hukum Bacaan Nun  Mati/Tanwin dan Mim Mati  Di Kelas VII-A  SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 ?

Dari hasil penelitian dengan subyek penelitian siswa kelas VII A sejumlah 32 siswa di SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak, dapat disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran TPS dengan multimedia interaktif dapat lebih efektif untuk meningkatkan motivasil belajar Menerapkan Hukum Bacaan Nun  Mati/Tanwin dan Mim Mati  Di Kelas VII-A  SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 , Juga dapat meningkatkan hasil belajar pada siklus I dengan rata-rata nilai hasil evaluasi 73,46 Ketuntasan Klasikal sebesar 72,86 % dengan KKM 71 dan pada siklus II rata-rata nilai hasil evaluasi meningkat menjadi 81,17 Ketuntasan Klasikal sebesar  94,29 % dengan KKM 71

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis diberi kesehatan dan kekuatan untuk melaksanakan penelitian sehingga dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif Untuk meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Menerapkan Hukum Bacaan Nun  Mati/Tanwin dan Mim Mati  Di Kelas VII-A  SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang menggunakan media computer sehingga diharapkan dapat meningkatkan motivasi, kreativitas dan Motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PAI yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.
Selanjutnya penulis sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1.    Bapak Ali Akhmadi, S.Pd.,M.Pd. selaku kepala SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak yang telah memberikan izin dan dukungan moril.
2.    Ibu Tatik Rumiyati, S.Ag dan Ibu Muqonaah, S.Ag yang telah membantu menjadi kolaborator dalam penelitian ini.
3.    Drs. H. Arifin Shidiq, M.Pd.I selaku Dekan FITK-UNSIQ Wonosobo dan ketua pelaksana Diklat Peningkatan Kompetensi dan Wawasan Tenaga Pendidik yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4.    Segenap Panitia dan Nara Sumber Diklat yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
Semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan pendidikan dan dapat memberikan manfaat yang luas khususnya materi Pendidikan Agama Islam.
              Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembelajaran amat ditentukan oleh kondisi yang terbangun selama pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang semakin kondusif dan menyenangkan,   menyebabkan tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajarnya akan semakin tinggi begitu juga  sebaliknya, keberhasilan peserta didik akan rendah jika kondisi pembelajaran kurang kondusif dan membosankan. Dengan kata lain, terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusif akan menjadikan proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dan peserta didik akan berhasil dengan optimal dalam mewujudkan tujuan/kompetensi yang diharapkan dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran akan berlangsung secara efektif apabila didukung oleh motivasi belajar yang kuat dari siswa. Teori-teori belajar apa pun apabila didukung oleh motivasi belajar yang tinggi dalam proses pembelajaran, maka akan memperoleh hasil yang maksimal.(S. Nasution: 2004)
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.  Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa saja yang meyakini dan mengamalkannya.
Ajaran Islam memerintahkan kepada umat Islam untuk belajar Al-Qur’an untuk mahir dan mengajarkannya kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda :
”Sebaik-baik diantara kamu adalah orang belajar Al-Qur:’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhori, Abu Dawud, Tarmidi dan An-Nasa’i)

Agar dapat membaca dan mempelajari Al Qur'an dengan baik dan benar diperlukan pengetahuan yang cukup dan memadahi segala ilmu yang berkaitan dengan Al Qur'an terutama ilmu tajwid, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari ilmu Al Qur'an. Maka tepatlah kiranya pelajaran ilmu tajwid termasuk bagian dari materi yang harus dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di tingkat SMP.
Berkaitan dengan hal di atas, proses pembelajaran PAI terutama Standar Kompetensi Al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati  perlu mendapat perhatian yang intensif baik dari segi metode, sumber-sumber belajar maupun suasana pembelajaran yang kondusif, mengingat penguasaan kompetensi membaca al-Quran sangat diperlukan bagi siswa, salah satu alasannya apabila siswa salah membaca al Qur’an maka akan mengakibatkan perbedaan pada maknanya.
 Namun dalam kenyataanya mayoritas umat Islam di Indonesia masih banyak yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan fasih dan benar apalagi sampai memahami isi kandungannya.
Demikian pula siswa-siswi  kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak belum mampu memenuhi harapan dari standar isi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22/2006.
Pada tataran realitas, melalui survey awal ditemukan bahwa secara umum siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang masih banyak mengalami kesulitan dan tingkat motivasi yang rendah dalam mempelajari al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati. Indikasi itu terlihat dari beberapa segi antara lain dalam hal kepemilikan buku pelajaran hanya 25% siswa yang memilikinya. Siswa yang mau bertanya pada teman tentang materi PAI baru mencapai 31,25%. Siswa yang mau bertanya kepada guru sebesar 18,75%. Siswa yang selalu mengulang pelajaran PAI di rumah berkisar 3,125%. Siswa yang selalu tepat waktu mengumpulkan tugas PAI 25%. Siswa yang mengganggap materi PAI sangat sulit sebanyak 40,625%. Siswa yang sangat serius mengikuti pelajaran PAI hanya 6,25% dan siswa yang mengaku rugi jika tidak mengikuti materi pelajaran PAI hanya sebanyak 75%.
Berdasarkan kenyataan di atas perlu ditemukan cara terbaik untuk menyampaikan konsep al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati  sehingga siswa termotivasi mengikuti pembelajaran yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar.
Salah satu upaya yang penulis lakukan yaitu melalui penerapan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif.
Upaya ini akan diwujudkan dalam suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan judul: ” Implementasi Model Pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Menerapkan Hukum Bacaan Nun  Mati/Tanwin dan Mim Mati  Di Kelas VII-A  SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012
B.  Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah :
1.    Bagaimana implementasi model pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif dapat meningkatkan motivasi belajar menerapkan Hukum Bacaan Nun  Mati/Tanwin dan Mim Mati  Di Kelas VII-A  SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 ?   
2.    Apakah model pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar menerapkan  Hukum Bacaan Nun  Mati/Tanwin dan Mim Mati  Di Kelas VII-A  SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012
C. Tujuan Penelitian 
            Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.    Untuk mendiskripsikan implementasi model pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif dapat meningkatkan motivasi belajar menerapkan Hukum Bacaan Nun  Mati/Tanwin dan Mim Mati  Di Kelas VII-A  SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
2.    Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar menerapkan  Hukum Bacaan Nun  Mati/Tanwin dan Mim Mati  yang menggunakan model pembelajaran TPS dengan Multimedia Interaktif  Di Kelas VII-A  SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan dari penelitian ini adalah :
1.  Secara teoritis untuk melengkapi model pembelajaran dengan Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif serta menambah khazanah inovasi pembelajaran bagi para guru untuk mengembangkan ide-idenya secara kreatif tentang pendekatan pembelajaran.
2.  Secara akademis ingin menambah kepustakaan Pendidikan Islam dalam hal meningkatkan motivasi belajar Agama Islam.
3.  Secarara praktis: 
a.  Bagi peserta didik, untuk membangkitkan semangat belajar  PAI, membangun kerja sama, meningkatkan keterampilan komunikasi ilmiah  dalam  belajar, mendapatkan proses pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan prestasi hasil belajar.
b.  Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat, untuk sumbangan pemikiran dalam mengajar, meningkatkan kreativitas guru guna mencapai pembelajaran yang berkualitas, meningkatkan profesionalisme melalui upaya penelitian yang dilakukan. Bagi sekolah, untuk  meningkatkan prestasi sekolah melalui peningkatan prestasi hasil belajar peserta didik dan meningkatkan kinerja sekolah dengan mengoptimalkan kinerja guru serta sebagai kontribusi adanya inovasi pembelajaran di sekolah.



BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A.   Kerangka Teoritis
1.    Proses Belajar Mengajar
            Proses pembelajaran merupakan aktivitas kompleks yang mengintegrasikan secara utuh berbagai komponen kemampuan, seperti tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. (Prasetya Irawan dkk.: 1996). Ini berarti bahwa baik guru maupun siswa harus memenuhi persyaratan tertentu dalam pengetahuan, kemampuan, sikap nilai, serta sifat-sifat pribadi agar proses pembelajaran dapat terselenggara secara optimal. Dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk aktif dan mandiri dalam kegiatan di kelas.
            Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas, diantaranya adalah melalui model  pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif.
2.    Motivasi Belajar
a.   Pengertian Motivasi
            Para ahli menyampaikan beberapa pengertian motivasi antara lain (Soemanto: 2003) menyatakan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. Sedangkan (Sudarman: 2004) mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
            Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, maka motivasi belajar berarti keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang dapat menimbulkan, menjamin,dan memberikan arah pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Denga motivasi belajar maka siswa dapat mempunyai intensitas dan kesinambungan dalam proses belajar yang diikuti.
b.    Macam-macam Motivasi
Motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1)  Motivasi Intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau  berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah
2)  Motivasi Ekstrinsik yakni motif-motif yang aktif dan berfungsi karena ada perangsang dari luar. (Djamarah: 2002)
c.    Pentingnya Motivasi dalam Kegiatan Pembelajaran
            Dalam proses kegiatan belajar mengajar, motivasi memiliki beberapa manfaat yaitu: memberi semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, membuat seseorang berkeinginan untuk melakukan sesuatu kegiatan, memberi petunjuk pada tingkah laku belajar, menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan pembelajaran siswa dan sebagai pendorong dalam usaha pencapaian prestasi dan hasil belajar yang diharapkan.
            Ada beberapa strategi dalam mengajar untuk membangun motivasi intrinsik. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:
1)     Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa
2)     Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok
3)     Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan sumber belajar di sekolah
4)     Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya
5)     Meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaannya
Sedangkan strategi membangkitkan motivasi ekstrinsik antara lain:
1)     Kompetisi (persaingan)
2)     Pace Making (membuat tujuan sementara atau dekat)
3)     Tujuan yang jelas
4)     Kesempurnaan untuk sukses
5)     Minat besar: Motif akan timbul jika siswa memiliki minat yang besar.
6)     Mengadakan penilaian atau tes.
1.      Model  Pembelajaran Think Pair Share
Model Think Pair Share dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekan-rekannya dari Universitas Maryland. Think Pair Share memiliki prosedur secara eksplisit dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain (Ibrahim dalam Estiti, 2007:10) dengan cara ini diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
Metode TPS merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir sehingga strategi ini punya potensi kuat untuk memberdayakan kemampuan berpikir siswa. Peningkatan kemampuan berpikir siswa akan meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar siswa dan kecakapan akademiknya.
Siswa dilatih bernalar dan dapat berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Guru juga memberikan kesempatan siswa untuk menjawab dengan asumsi pemikirannya sendiri, kemudian berpasangan untuk mendiskusikan hasil jawabannya kepada teman sekelas untuk dapat didiskusikan dan dicari pemecahannya bersama-sama sehingga terbentuk suatu konsep.Think-Pair-Share (TPS) atau Berpikir-Berpasangan-Berbagi merupakan jenis cooperative learning yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 orang) dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada penghargaan individu. Langkah-langkahnya adalah: Thinking (berpikir) mengenai pelajaran,  Pairing (berpasangan) untuk berdiskusi dan Sharing (berbagi); membahas hasil diskusi.
            Model pembelajaran Think-Pair-Share adalah salah satu model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain.
            Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran Think-Pair- Share adalah: (1) guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok, (2) setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri, (3) siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya, (4) kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat . Think-Pair-Share memiliki prosedur ynag ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain (Nurhadi dkk, 2003 : 66). Sebagai contoh, guru baru saja menyajikan suatu topik atau siswa baru saja selesai membaca suatu tugas, selanjutnya guru meminta siswa untuk memikirkan permasalahan yang ada dalam topik/bacaan tersebut.
            Dalam model ini, guru meminta siswa untuk memikirkan suatu topik, berpasangan dengan siswa lain dan mendiskusikannya, kemudian berbagi ide dengan seluruh kelas.
            Tahap utama dalam pembelajaran Think-Pair-Share menurut Ibrahim (2000: 26-27) adalah sebagai berikut:
Tahap 1 : Thingking (berpikir)
            Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
Tahap 2 : Pairing
            Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan mendefinisikan jawaban yang dianggap paling benar, paling meyakinkan, atau paling unik. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
Tahap 3 : Sharing (berbagi)
            Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.
            Kegiatan “berpikir-berpasaangan-berbagi” dalam model Think-Pair-Share memberikan keuntungan. Siswa secara individu dapat mengembangkan pemikirannya masing-masing karena adanya waktu berpikir (think time), sehingga kualitas jawaban juga dapat meningkat.
2.      Multimedia Interaktif
Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin) yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu.  Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictionary (1991) juga diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi (Rachmat dan Alphone, 2005/2006).
Beberapa definisi multimedia diantaranya:
  1. Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar.
  2. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video.
  3. Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter (2001) adalah: pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.
  4. Multimedia (sebagai kata sifat) adalah media elektronik untuk menyimpan dan menampilkan data-data multimedia. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dll. yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik.
Pemanfaatan multimedia sangatlah banyak diantaranya untuk: media pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur, olahraga, hobi, iklan/promosi, dll. (Wahono, 2007). Bila pengguna mendapatkan keleluasaan dalam mengontrol multimedia tersebut, maka hal ini disebut multimedia interaktif.
B.   Kerangka  Berfikir 
C.   Hipotesis
1.    Melalui  model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif, motivasi belajar siswa akan meningkat
2.    Melalui model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif, hasil belajar siswa akan meningkat.
BAB III
PELAKSANAAN  PENELITIAN
         Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
A.  Setting Penelitian
1.   Waktu Penelitian .
Tindakan pada penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan Januari  2012  sampai dengan bulan Maret  2012.
2.   Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak Jawa Tengah.
B.  Subyek Penelitian
Subyek yang digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII A. Jumlah siswa kelas VII A  sebanyak 32 orang, dengan perincian 16 putra dan 16 putri. Keseluruhan siswa kelas VII A beragama Islam. Pemilihan subyek penelitian ini didasari pertimbangan sebagai berikut :
a)   Pengoptimalan pemahaman dan penerapan materi nun mati/tanwin dan mim mati sesuai dengan kompetensi.
b)   Komposisi kemampuan akademik peserta didik kelas VII A cukup merata sehingga memudahkan dalam pembentukan kelompok.
c)   Peneliti mengajarkan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas tersebut, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar.
C.  Sumber Data.
Sumber data dalam penelitian ini adalah 32 peserta didik kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012 sebagai responden.  Sumber data lain dari obeserver yang melakukan pengamatan terhadap sikap siswa, kondisi pembelajaran dan guru mata pelajaran PAI ketika tindakan kelas berlangsung.
D.  Teknik dan Alat Pengumpulan Data
      1.  Teknik  Pengumpulan Data
a.    Observasi Partisipatif.
Dalam penelitian ini, metode observasi dilakukan secara langsung kepada guru, siswa dan keadaan kelas yang ada untuk memperoleh data tentang motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran. Alat yang digunakan dalam observasi ini adalah Chek List, yaitu suatu daftar yang berisi nama subyek dan faktor-faktor yang hendak diselidiki.( Sutrino Hadi: 1966) Dalam hal ini chek list berupa  lembar pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa.
Di samping itu digunakan observasi tak struktur yaitu dengan mengamati dan mencatat berbagai gejala yang muncul dan terekam pada saat penerapan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif, baik yang bersifat maju maupun mundur untuk mengadakan perbaikan pada siklus berikutnya.
b.  Kuesioner (Angket )
Kuesioner (angket) diberikan sebelum proses pembelajaran berlangsung  untuk mengetahui motivasi siswa dan diberikan pada setiap akhir siklus untuk mengetahui motivasi dan tanggapan siswa  setelah penggunaan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif.
c.  Tes.
      Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat kemampuan penguasaan materi pelajaran PAI sebelum dan sesudah proses pembelajaran dilaksanakan pada kelas VII-A SMP Negeri 1 Bonang tahun pelajaran 2011/2012
d.   Dokumentasi.
Penerapan teknik dokumentasi ini diarahkan pada data-data tertulis berupa dokumentasi nilai-nilai PAI dan foto-foto pelaksanaan tindakan kelas.
2.  Alat Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini adalah:
a.    Lembar Observasi
1)  Catatan penelitian berupa catatan tentang kejadian-kejadian atau perubahan- perubahan yang dijumpai ketika tindakan berlangsung
2)    Lembar observasi tentang tindakan guru.
3)    Lembar observasi tentang motivasi siswa
4)   Lembar observasi tentang kegiatan pembelajaran menggunakan model Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif.
b.    Angket
      Angket tentang motivasi belajar siswa terhadap materi al Qur’an : Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati dan tanggapan siswa setelah pelaksanaan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif.
c.    Soal tes:
Butir soal tes disusun peneliti dalam bentuk soal pilihan ganda dan isian
d.    Dokumentasi :
Untuk mengambil data nilai-nilai PAI siswa kelas VII A dan foto-foto pelaksanaan tindakan.
E.  Validasi Data
Untuk kepentingan keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi. Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil pre-test dan post-test serta angket yang diberikan kepada siswa.
F.   Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis diskriptif :
1.    Hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja.
2.    Observasi dan angket dengan analisis diskriptif berdasarkan observasi  dan refleksi.
G.  Indikator Kinerja
Keberhasilan tindakan kelas ini akan nampak pada peningkatan motivasi belajar  siswa yang dapat dilihat dari:
1.      Persentase jumlah siswa yang memiliki bahan/materi pelajaran.
2.      Persentase jumlah siswa yang antusias belajar mandiri.
3.      Persentase jumlah siswa yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok.
4.      Persentase jumlah siswa yang mau bertanya kepada guru.
5.      Persentase jumlah siswa yang mau mengajarkan materi pada teman satu kelompok.
6.      Persentase jumlah siswa yang dapat menjawab soal.
Selain peningkatan motivasi belajar, keberhasilan tindakan kelas ini juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ditetapkan indikator kinerja sebagai berikut :
1.   Pada akhir siklus 1, diharapkan minimal 60% peserta didik di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak mampu memahami dan dapat menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah.
2.   Pada akhir siklus 2, diharapkan minimal 80% peserta didik di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak mampu memahami dan dapat menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah.
3.   Pada akhir siklus 3, diharapkan 95% peserta didik di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak mampu memahami dan dapat menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah.
H.     Prosedur Penelitian
            Penelitian ini dilaksanakan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selama 3 siklus dalam bulan Januari sampai dengan Maret 2012 pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012, didasari pada pertimbangan efisiensi waktu yang tersedia untuk penelitian ini. Masing-masing siklus mencakup empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan (planing), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting), dapat dijabarkan kegiatannya sebagai berikut:
1.  Perencanan (planing)
Dalam perencanaan ini meliputi kegiatan identifikasi masalah, menganalisis penyebab masalah dan menetapkan tindakan pemecahannya. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yaitu melalui wawancara dengan siswa. Berdasarkan analisis terhadap masalah yang ditemukan kemudian ditentukan metode yang akan digunakan yaitu melalui implementasi metode pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan Multimedia interaktif di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Tahun Pelajaran 2011/2012.
Langkah-langkah persiapan selanjutnya adalah membuat skenario pembelajaran dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di dalamnya menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan Multimedia Interaktif.
2.  Pelaksanaan tindakan (acting)
Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, dilaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan guru. Pada dasarnya dalam penelitian ini bentuk tindakannya sama. Pada tiap-tiap siklus yaitu menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan Multimedia Interaktif. Siklus II merupakan hasil pengembangan atas refleksi hasil siklus I, dan siklus III merupakan hasil pengembangan dan perbaikan dari refleksi siklus II.
3. Pengamatan (observing)
Pada kegiatan ini peneliti dibantu oleh satu orang observer untuk melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan Multimedia Interaktif. Observasi dilaksanakan bersamaan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Aspek-aspek yang diamati adalah keaktifan siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung serta hasil tes pada akhir siklus. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
4. Refleksi (reflecting)
Hasil dan tahap observasi yang meliputi aktifitas siswa selama proses belajar mengajar, hasil tes pada akhir siklus juga kendala-kendala yang dihadapi selama kegiatan pembelajaran dikumpulkan serta dikaji sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama menerapkan pembelajaran ini. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi: 2002), berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya sebagai berikut:
Penjelasan alur di atas adalah:
a.   Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan, membuat rencana tindakan, dan perangkat pembelajaran.
b.   Tindakan dan observasi, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif.
c.    Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
d.    Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Penelitian tindakan kelas ini dibagi dalam tiga siklus,  yaitu siklus I, II, dan III dimana masing-masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes di akhir masing-masing  putaran. 


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.   Diskripsi Kondisi Awal dan Kegiatan Penelitian
1.    Kondisi Awal
Kondisi awal ditandai dengan rata-rata perolehan nilai murni Ulangan Akhir Semester 1 mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Bonang kelas VII-A tahun pelajaran 2011/2012 yaitu  68,84 %, nilai tertinggi 87 dan nilai terendah 50.
Di samping itu siswa kelas VII-A dalam hal motivasi belajar al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin dan Mim Mati masih sangat rendah. Hal itu dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain dalam hal kepemilikan buku hanya 25% siswa yang memilikinya. Siswa yang mau bertanya pada teman tentang materi PAI baru mencapai 31,25%. Siswa yang mau bertanya kepada guru sebesar 18,75%. Siswa yang selalu mengulang pelajaran PAI di rumah berkisar 3,125%. Siswa yang selalu tepat waktu mengumpulkan tugas PAI 25%. Siswa yang mengganggap materi PAI sangat sulit sebanyak 40,625%. Siswa yang sangat serius mengikuti pelajaran PAI hanya 6,25% dan siswa yang mengaku rugi jika tidak mengikuti materi pelajaran PAI hanya sebanyak 75%. Padahal pelajaran PAI termasuk di dalamnya kompetensi al Qur’an sangat penting dan harus dikuasai siswa.
2.    Kegiatan penelitian
Kegitan penelitian ini melewati tiga siklus, dengan data utama adalah motivasi belajar siswa yang diamati dengan mengisi lembar pengamatan untuk siswa yang dijabarkan dalam  lampiran-lampiran. Adapun data aktivitas mengajar guru untuk mengetahui kondisi kelas yang diciptakan oleh guru, diamati dalam lembar pengamatan terhadap aktivitas guru juga dijabarkan  dalam lampiran-lampiran.
B.   Hasil Tindakan
1.    Siklus pertama (I)
a.    Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan adalah menyusun RPP yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan pada materi penerapan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dengan media CD pembelajaran interaktif dengan kegiatan antara lain :
1)     Peneliti menentukan model pembelajaran Think Pair Share.
2)     Peneliti menyiapkan CD pembelajaran dengan materi hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati.
3)     Peneliti/guru menyiapkan ruang multimedia untuk kegiatan proses belajar mengajar.
4)     Peneliti/guru membagi CD pembelajaran dengan materi al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati.
5)     Peneliti/guru menyiapkan alat observasi dan angket tentang motivasi siswa belajar materi al-Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati
6)     Menyiapkan butir soal pre test dan post test
7)     Memberi angket (terlampir) yang intinya menanyakan motivasi siswa belajar materi al-Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati
8)     Memberikan penjelasan-penjelasan dan mengadakan kesepakatan tentang akan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas pada pertemuan berikutnya dengan menggunakan model pembelajaran  Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif.
b.   Pelaksanaan Tindakan
Rangkuman hasil monitoring terhadap motivasi siswa pada siklus I dalam lampiran 2, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel   01
Tindakan Siswa Pada Siklus  I
No
Butir Pengamatan
Jml
Persentase ( % )
1
Siswa yang memiliki buku pelajaran
8
25
2
Siswa yang antusias belajar mandiri.
12
37,5
3
Siswa yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok.
10
31,25

4
Siswa yang mau bertanya kepada guru.
6
18,75
5
Siswa yang mau mengajarkan materi yang dikuasai pada teman satu kelompok.
18
56,25

6
Siswa yang dapat menjawab soal dengan benar  sebelum batas waktu habis.
24
75

7
Siswa yang aktif positif dalam proses pembelajaran.
20
62,5

No
Uraian
Hasil Siklus I
1
Persentase Nilai Rata-rata siswa
69,37%
2
Nilai tertinggi
85
3
Nilai terendah
50
4
Jumlah siswa yang tuntas belajar
16
5
Jumlah siswa yang belum tuntas belajar
16
6
Persentase siswa yang tuntas belajar
50%
7
Persentase siswa yang belum tuntas belajar
50%


  1. Siklus  kedua (II)
No
Butir Pengamatan
Jml
Persentase
( % )
1
Siswa yang memiliki buku pelajaran
16
50
2
Siswa yang antusias belajar mandiri.
18
56,25
3
Siswa yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok.
24
75
4
Siswa yang mau bertanya kepada guru.
12
37,5
5
Siswa yang mau mengajarkan materi yang dikuasai pada teman satu kelompok.
24
75

6
Siswa yang dapat dapat menjawab soal dengan benar dalam sebelum batas waktu habis.
28
87,5

7
Siswa yang aktif positif dalam proses pembelajaran.
30
93,75


No
Uraian
Hasil Siklus II
1
Persentase Nilai Rata.rata Siswa
79,21 %
2
Nilai Tertinggi
100
3
Nilai Terendah
65
4
Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar
25
5
Jumlah Siswa yang Belum Tuntas Belajar
7
6
Persentase Siswa yang Tuntas Belajar
78,125 %
7
Persentase Siswa yang Belum Tuntas Belajar
21,875 %
  1. Siklus ketiga
No
Butir Pengamatan
Jml
Persentase 
( % )
1
Siswa yang memiliki buku pelajaran
29
90,62
2
Siswa yang antusias belajar mandiri.
30
93,75
3
Siswa yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok.
28

87,5

4
Siswa yang mau bertanya kepada guru.
19
59,37
5
Siswa yang mau mengajarkan materi yang dikuasai pada teman satu kelompok.
32

100

6
Siswa yang dapat menjawab soal dengan benar  sebelum batas waktu habis.
32

100

7
Siswa yang aktif positif dalam proses pembelajaran.
32
100


No
                              Uraian                            
Hasil Siklus III
1
Persentase Nilai siswa
89,06 %
2
Nilai tertinggi
100
3
Nilai terendah
75
4
Jumlah siswa yang tuntas belajar
32
5
Jumlah siswa yang belum tuntas belajar
0
6
Persentase siswa yang tuntas belajar
100 %
7
Persentase siswa yang belum tuntas belajar
0 %


C.   Tingkat Kemajuan Motivasi Belajar Siswa
No.
Indikator
Siklus I
(%)
Siklus II
(%)
Siklus III
(%)
1.
Siswa yang memiliki buku pelajaran.
25
     50
90,62
2.
Siswa yang antusias belajar mandiri.
37,5
56,25
93,75
3.
Siswa yang mau bertanya kepada teman dalam satu kelompok
31,25
75
87,5
4.
Siswa yang mau bertanya kepada guru.
18,75
37,5
59,37
5.
Siswa yang mau mengajarkan materi yang dikuasai pada teman satu kelompok.
56,25
75
100
6.
Siswa yang dapat dapat menjawab soal dengan benar  sebelum batas waktu habis.
75
87,5
100
7.
Siswa yang aktif positif dalam proses pembelajaran
62,5
93,75
100


D.   Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siswa
No
Indikator
Pre test

Siklus
I
Siklus
II
Siklus III
1.
Nilai Hasil Belajar Rata-Rata
66,75
69,37
79,21
89,06
2.
Nilai Tertinggi
80
85
100
100
3.
Nilai Terendah
50
50
65
75
4.
Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar
14
16
25
32
5.
Jumlah Siswa yang Belum tuntas Belajar
18
16
7
0
6.
Persentase Siswa yang Tuntas Belajar
43,75%
50%
78,12%
100%
7.
Persentase Siswa yang Belum Tuntas Belajar
56,25%
50%
21,87%
0%

PENILAIAN HASIL BELAJAR
SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS III
Rata-rata
Nilai
Ketuntasan
Rata-rata
Nilai
Ketuntasan
Rata-rata
Nilai
Ketuntasan
69,37
50%
79,21
78,12%
89,06
100%


No.
Indikator
Siklus I
(%)
Siklus II
(%)
Siklus III
(%)
1.
Partisipasi aktif siswa
62,5
93,75
100
2.
Respon positip dari siswa kepada guru
46,87
93,75
100
3.
Semangat belajar
37,5
56,25
93,75
4.
Komunikasi siswa dengan siswa
31,25
75
87,5
5.
Komunikasi siswa dengan Guru
15,75
37,5
59,37


No.
Indikator
Respon
Siswa
Siklus 
 I
(%)
Siklus II
(%)
Siklus III
(%)
1.
Pendapat siswa tentang materi pelajaran PAI
Sangat sulit
Sulit
Mudah
Sangat mudah
37,50
40,67
21,87
0,00
21,87
25,00
53,12
0,00
0,00
9,37
90,62
0,00
2.
Pendapat siswa jika tidak mengikuti pembelajaran PAI
Sangat Rugi
Rugi
Tidak rugi
Sangat Tidak Rugi
0,00
93,75
6,25
0,00
0,00
96,87
3,12
0,00
0,00
100
0,00
0,00
3.
Sikap ketika mengikuti proses pembelajaran PAI
Sangat Serius
Serius
Tidak Serius
Sangat Tidak Serius
0,00
93,75
6,25
0,00
6,25
87,5
6,25
0,00
15,62
84,37
0,00
0,00
4.
Kebiasaan menyerahkan tugas/PR materi pelajaran PAI
Selalu Tepat waktu
Kadang Tepat Waktu
Tidak Tepat Waktu
Tidak Menyerahkan
40,62
28,12
28,12
3,12
53,12
34,37
9,37
3,12
68,75
28,12
3,12
0,00
5.
Kebiasaan siswa mengulang pelajaran PAI di rumah
Selalu Mengulang
Kadang Mengulang
Mengulang jika ada PR
Tidak Mengulang
6,25
25,00
37,50
31,25
15,62
31,25
46,87
6,25
34,37
46,87
15,62
0,00
6.
Adanya kegiatan pembelajaran dengan model think paire share
Sangat Menarik
Menarik
Kurang Menarik
Tidak Menarik
3,12
62,50
31,25
31,25
21,87
65,62
71,87
6,25
31,25
68,75
0,00
0,00
7.
Adanya kegiatan pembelajaran dengan multimedia interaktif
Sangat Senang
Senang
Kurang Senang
Tidak Senang
3,12
46,87
46,87
3,12
8,25
68,75
6,25
0,00
46,87
53,12
0,00
0,00
8.
Adanya kegiatan pairing (berpasangan) dan sharing (berbagi)
Sangat Senang
Senang
Kurang Senang
Tidak Senang
25,00
62,50
12,50
0,00
31,25
65,62
3,12
0,00
50,00
50,00
0,00
0,00
9.
Penguasaan materi PAI setelah memakai model Think Pair Share dengan  multimedia interaktif
Sangat Paham
Paham
Kurang paham
Tidak Paham
0,00
40,62
46,87
12,50
6,25
68,75
25,00
0,00
18,75
81,25
0,00
0,00
10.
Perbandingan proses Pembelajaran Think Pair Share dengan proses pembelajaran sebelumnya
Sangat Menarik
Menarik
Kurang Menarik
Tidak Menarik
6,25
68,75
21,87
3,12
46,87
53,12
0,00
0,00
62,50
37,50
0,00
0,00


Sumber : Data primer yang diolah
Hasil monitoring terhadap guru, pada tindakan siklus pertama menggunakan check list adalah sebagai berikut:
1) Guru membuat persiapan mengajar dengan baik. 2) Guru memberikan apersepsi. 3) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa. 4)  Guru memberikan tugas kepada siswa. 5) Guru menjelaskan secara singkat tentang model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif yang akan dilakukan oleh siswa. 6) Guru membantu siswa belajar. 7) Guru pasif dalam memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membantu siswa lain dalam belajar. 9)  Guru berkeliling membantu siswa secara aktif. 10) Guru memberi kesempatan kepada siswa agar siswa berlomba-lomba menyelesaikan tugas. 11) Guru kurang memberi motivasi kepada siswa untuk menjawab soal dengan secepat-cepatnya.12) Guru memberikan pujian kepada siswa yang paling cepat dan benar dalam menjawab pertanyaan.
Sedangkan hasil monitoring terhadap guru dan aktivitas kelas menggunakan lembar observasi tak terstruktur  sebagai berikut: Guru memanfaatkan model pembelajaran Think Pair Share dengan baik, namun tindakan guru sedikit tegang, kurang improvisasi dan belum melebur dalam keceriaan siswa.
Secara umum siswa merasa senang mendapat situasi belajar yang baru yaitu belajar didalam ruang multimedia dan dapat berdiskusi dengan temannya. Namun demikian kelas masih nampak sering gaduh sehingga mengurangi  perhatian, keaktifan dan kesungguhan siswa dalam belajar.
Adapun analisis hasil tes maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel  02
 Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Pada Siklus I
Sumber : Data primer yang diolah
Keterangan :
Kriteria Ketuntasan Minimal Materi pelajaran Al Qur’an: Menerapkan Hukum Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati kelas VII semester II SMP Negeri 1 Bonang tahun Pelajaran 2011/2012  adalah 71
c.   Refleksi Tindakan
Hasil tindakan siklus I menunjukkan bahwa belum semua siswa bermotivasi belajar tinggi dan siswa mendapatkan model pembelajaran baru yang masih asing sehingga dampaknya baru 50 % anak yang tuntas belajar. Ini berarti bahwa indikator kinerja pada akhir siklus 1 belum tercapai yaitu diharapkan minimal 60% peserta didik di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak mampu memahami dan dapat menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah. Oleh sebab itu perlu dilakukan optimalisasi tindakan  sehingga penelitian akan diteruskan pada siklus II
Melalui observasi tentang performance guru dan suasana pembelajaran diperoleh kesimpulan  bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaiki : 1) Tindakan guru nampak sedikit tegang ,kurang improvisasi dan belum melebur dengan keceriaan siswa. 2) Guru masih kurang dalam mendorong siswa untuk aktif melakukan kegiatan menyenangkan. 3) Guru pasif dalam memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hanya menunggu pertanyaan dari siswa. 4) Guru kurang memberi motivasi kepada siswa untuk menjawab soal dengan secepat-cepatnya. 5) Suasana kelas masih sering gaduh. 6) Implementasi Think Pair Share masih rendah karena masing-masing siswa masih berlatih untuk menirukan bacaan yang ada pada CD pembelajaran.
Dengan demikian dapat diajukan alternatif perbaikan tindakan pada siklus II sebagai berikut:
1)     Guru diusahakan lebih rilek, banyak berimprovisasi dan melebur bersama siswa.
2)     Guru meningkatkan upaya mendorong siswa untuk lebih aktif.
3)     Guru lebih memotivasi siswa untuk bekerjasama dengan teman.
4)     Siswa diusahakan lebih banyak berlatih menirukan penerapan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati yang ada pada CD pembelajaran dan teman kelompoknya mencocokkan contoh bacaan yang benar seperti yang terdapat pada CD pembelajaran.
a.    Perencanaan  Tindakan 
Rencana tindakan Siklus II yang dilakukan oleh peneliti antara lain :
1)     Guru mempersiapkan contoh bacaan pada surat pendek.
2)     Guru berusaha rilek ketika proses pembelajaran dimulai.
3)     Siswa lebih aktif sharing pada teman kelompoknya.
b.    Pelaksanaan Tindakan
Rangkuman hasil monitoring terhadap siswa pada siklus kedua dalam lampiran 2, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel   03
 Tindakan Siswa Pada Siklus  II
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil monitoring terhadap guru, adalah sebagai berikut: 1)  Guru membuat persiapan mengajar dengan baik. 2) Guru memberikan appersepsi. 3) Guru memberikan motivasi kepada siswa 4)  Guru memberikan tugas kepada siswa. 5) Guru menjelaskan secara singkat tentang model pembelajaran Think Pair Share yang akan dilakukan oleh siswa. 6) Guru membantu siswa belajar. 7) Guru aktif dalam memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya 8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membantu siswa lain dalam belajar.9) Guru berkeliling membantu siswa secara aktif. 10) Guru memberi kesempatan kepada siswa agar siswa berlomba-lomba menyelesaikan tugas. 11) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk menjawab soal dengan secepat-cepatnya. 12) Guru memberikan pujian kepada siswa yang paling cepat dan benar dalam menjawab pertanyaan.
Secara umum siswa menunjukkan rasa senang dalam mengikuti pelajaran, ada perhatian, keaktifan dan kesungguhan dalam mengikuti proses belajar. Namun ketika melakukan sharing di depan kelas, siswa masih malu dan kurang keberanian.
Adapun analisis melalui tes maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel   04
 Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Pada Siklus II
Sumber : Data primer yang diolah
c.    Refleksi Tindakan
Hasil tindakan siklus II menunjukkan bahwa motivasi belajar PAI meningkat sehingga dampaknya ada kenaikan dalam hasil belajarnya yaitu siswa yang memperoleh hasil tes di atas KKM sebanyak 78,12%, ini berarti tindakan sudah menunjukkan hasil lebih baik walaupun belum mencapai hasil yang optimal. Dengan demikian indikator kinerja pada akhir siklus 2 belum tercapai yaitu diharapkan minimal 80% peserta didik di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak mampu memahami dan dapat menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah. Oleh sebab itu perlu dilakukan optimalisasi tindakan  sehingga penelitian akan diteruskan pada siklus III.
Dengan demikian  diajukan alternatif perbaikan tindakan pada siklus III sebagai berikut:
1)     Masing-masing siswa perlu melakukan sharing didepan kelas untuk menguji hasil pemahaman masing-masing kelompok.
2)     Guru mepersiapkan materi Al-Qur’an surat-surat pendek untuk dipraktekkan siswa.
Kegiatan dalam penelitian Siklus III sebagai berikut:
a.    Perencanaan  Tindakan 
Rencana tindakan Siklus III yang dilakukan oleh peneliti antara lain:
1)     Guru membagi materi Al-Qur’an kepada siswa.
2)     Siswa membuka kembali CD pembelajan hukum nun mati/tanwin dan mim mati.
3)     Siswa mempraktekkan bacaan nun mati/tanwin dan mim mati pada surat-surat pilihan.
b.    Pelaksanaan Tindakan
Rangkuman hasil monitoring terhadap siswa pada siklus ketiga dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel: 05
Tindakan Siswa Pada Siklus  III
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil monitoring terhadap guru, sebagai berikut:  1) Guru membuat persiapan mengajar dengan baik, 2) Guru memberikan appersepsi, 3) Guru aktif memberikan motivasi kepada siswa , 4) Guru memberikan tugas kepada siswa, 5) Guru menjelaskan secara singkat tentang model pembelajaran Think Pair Share yang akan dilakukan oleh siswa,  6) Guru membantu siswa belajar, 7) Guru aktif memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, 8) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membantu siswa lain dalam belajar, 9) Guru berkeliling membantu siswa secara aktif, 10) Guru memberi kesempatan kepada siswa agar siswa berlomba-lomba menyelesaikan tugas, 11) Guru selalu memberi motivasi kepada siswa untuk menjawab soal dengan secepat-cepatnya, 12) Guru sering memberikan pujian kepada siswa yang paling cepat dan benar dalam menjawab pertanyaan.
Adapun analisis melalui tes maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel  06
Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Pada Siklus III
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel diatas diketahui nahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar yang ditandai dengan banyaknya siswa yang tuntas belajar yaitu mencapai 100%.
Ini berarti bahwa indikator kinerja pada akhir siklus 3 sudah  tercapai yaitu diharapkan minimal 95% peserta didik di kelas VII A SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak mampu memahami dan dapat menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah.
Tabel  07
Tabel Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil perbandingan peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus I, II dan III dapat dilihat pada grafik berikut:
                                                             Gambar  03
Grafik Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I, II, III
Tabel   08
Tingkat Hasil Belajar Rata-rata dan Ketuntasan Belajar Siswa
 Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil penilaian pada siklus I, II dan III, terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 9,84 dari siklus I ke siklus II dan 9,85 dari siklus II ke siklus III dari rata-rata nilai pada siklus I = 69,37 dan siklus II = 79,21 serta siklus III = 89,06. Juga diperoleh peningkatan hasil ketuntasan klasikal sebesar 29,21 % pada siklus II dan 21,78 % pada siklus III dari ketuntasan klasikal pada siklus I =  50 %, siklus II = 78,12 %  dan siklus III = 100 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 09
Perbandingan Penilaian Hasil Belajar Tiap Siklus
Sumber : Data primer yang diolah
Gambar  04
Grafik Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I, II, III
E.   Kondisi Pembelajaran di Kelas
Tabel  10
Kondisi Pembelajaran di Kelas 
Gambar  05
Grafik Perbandingan Kondisi Pembelajaran Siklus I, II, dan III
F.    Hasil Learning Logs Siswa
Tabel  11
 Hasil Learning Logs Siswa

BAB V
PENUTUP
A.  Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.     Penggunakan  model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran materi al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati dapat meningkatkan  motivasi belajar siswa
2.     Penggunaan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran materi al Qur’an: Menerapkan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dan Mim Mati dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Saran
1.     Untuk peningkatan motivasi siswa dalam proses pembelajaran, salah satu solusinya adalah  menggunakan model pembelajaran Think Pair Share
2.     Model pembelajaran Think Pair Share dapat dilaksanakan di sekolah mana saja dan semua propinsi dengan beberapa modifikasi.
3.     Dapat digunakan sebagai model pembelajaran untuk semua mata pelajaran.





 DAFTAR  PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Daradjat, Zakiah, dkk.  1992 Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas RI. 2003. Undang Undang Rep. Indonesia no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (UUSPN), Jakarta: Depdiknas RI.

Direktorat Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI: 2009. Kurikulum & Pengembangan Silabus Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP), Jakarta: Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Estiti, M. 2007. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TPS pada Mata Pelajaran Biologi untuk Meningkatkan Prestasi dan Belajar Siswa Kelas XII IPA SMAN I Gondangwetan Pasuruan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UMHadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research Yogyakarta: Yayasan penerbit Fakultas  Psikologi UGM.

Hussein, Syed Sajjad dan Syed Ali Ashraf. 1986. Krisis Pendidikan Islam, terj. Rahmani Astuti, Bandung : Risalah.
Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Irawan Prasetya dkk., 1996. Teori Belajar,Motivasi,dan Keterampilan Mengajar, Jakarta: Pusat Antar Universitas Depdikbud RI.
.
Ismail SM: 2009. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Semarang: Rasail Media Group.

Moleong, Lexy . J.  2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Tri Genda Karya.

Multahim,dkk. 2007. Agama Islam Penuntun Akhlak, Jakarta: Yudhistira.

Nasution, S. 2004. Didaktik Azaz-azaz Mengajar, Cetakan Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Contextual (Contectal Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, No: 22 tahun 2006

Rusn, A. Ibnu. 1998. Pemikiran Al Ghazali tentang PendidikanYogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sadiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafinda Persada, Jakarta, 1997
Sugiyono: 2006Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Media Pembelajaran, Bandung: sinar Baru Algesindo.
Tim Depag RI. 1983. Filsafat Pendidikan IslamJakarta: Proyek Pembinaan Sarana dan Prasarana PT/IAIN.

Wartono,dkk., 2004Sains,Materi Pelatihan Terintegrasi,JakartaBagian Proyek Pengembangan sistem dan Pengendalian Program.

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur’an. 1996. Al Quran dan TerjemahnyaJakarta: Indah Press, 



                                                                        BIODATA  PENULIS
Identitas Diri:
N a m a                   : Mushonef, S.Ag
Tempat/tgKl lahir     : Demak, 27 Juli 1965
N I P                       : 19650727 199903 1 005
Pangkat/Golongan    : Pembina / IV a
Jabatan                    : Guru
Alamat Rumah         : Jatirogo Kecamatan Bonang Kab. Demak Jawa Tengah
Alamat Kantor         : SMP Negeri 1 Bonang
No Telepon             : 081325484357


Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan:
1.         Pendidikan:
a.             MI "Tsamrotul Huda I" Jatirogo Bonang.           lulus tahun 1977
b.            MTs  "Sunan Kalijaga" Bonang Demak              lulus tahun 1981
c.             MA "NU" Demak Jawa Tengah                        lulus tahun 1984
d.            IIWS Semarang Jawa Tengah.                          lulus tahun 1997
e.      Pascasarjana UNWAHAS Semarang                lulus tahun 2012                      
2.    Riwayat Pekerjaan:
a.             CPNS  tahun 1999
b.            PNS  tahun 2000
c.             Guru Agama Islam SMP Negeri 2 Guntur tahun 1999 – 2007
d.            Guru Agama Islam SMP Negeri 1 Bonang tahun 2007 - Sekarang                                


Prestasi
1. Juara I Guru PAI SMP Berprestasi Tingkat Kabupaten Demak, tahun 2008
2. Juara I Guru PAI SMP Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah, tahun 2009
3. Juara I Lomba Kreasi Model Pembelajaran PAI Berbasis ICT Tingkat Nasional tahun 2010