Lanjutan PTK PAI

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibahas dalam karya tulis ini dibatasi pada siswa kelas IXC SMP Negeri 1 Bonang Kabupaten Demak pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010.
Beberapa permasalahan yang terjadi di SMP Negeri 1 Bonang khususnya, antara lain :
a. Minat siswa untuk mempelajari Al-Qur’an masih sangat rendah
b. Kemapuan siswa dalam membaca Al-Qur’an masih sangat rendah
Dari beberapa permasalahan tersebut, dapat penulis rumuskan permasalahannnya sebagai berikut :
a. Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL dapat meningkatkan minat siswa untuk mempelajari Al-Qur’an ?
b. Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an Surat At-Tin?
3. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk :
1) Mengetahui keefektifan pendekatan CTL dalam meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk mempelajari Al-Qur’an ?
2) Mengetahui keefektifan pendekatan CTL dalam meningkatkan kemapuan membaca Al-Qur’an Surat At-Tin.
b. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1) Memberi motivasi siswa untuk bergairah dalam mempelajari Al-Qur’an
2) Memberi bimbingan kepada siswa agar dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih dan benar
3) Manfaat bagi guru adalah dapat menjembatani taraf berfikir dan kemampuan siswa dalam mempelajari Al-Qur’an.
c. Definisi dan Istilah
CTL (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil
Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).
Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual
Ada kecendrungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan memgetahuinya.
Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang, oleh karena itu untuk newujudkan ketercapaian tujuan pembelajaran yang optimal, pendidik harus memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi penbelajaran.
Model adalah Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Udin S. Winataputra, 1994).