Manusia diciptakan oleh Allah SWT
dengan bentuk yang sebaik-baiknya, bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk
lain di dunia ini, manusia
merupakan makhluk yang paling baik bentuknya dan paling sempurna karena mempunyai
akal. Bila dibandingkan antara sesama manusia sendiri, maka di antara mereka
ada kelebihan dan ada kekurangannya. Tidak ada manusia yang paling sempurna
bila dibandingkan dengan yang lain. Oleh karenanya Allah SWT melarang manusia
berlaku sombong karena di balik kelebihan yang dimiliki, dia juga mempunyai
kekurangan. Apalagi kelebihan yang dimiliki oleh manusia adalah pemberian Allah
SWT. Jadi, tidak ada alasan untuk sombong. Berikut ini merupakan salah satu
cerita Rasulullah saw. mengenai orang yang sombong :
Percakapan antara Surga dan Neraka
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Neraka bercakap-cakap
dengan surga, isi percakapan itu adalah :
Neraka berkata:
Aku akan dimasuki oleh orang yang zalim dan takabur (sombong).
Syurga berkata:
Aku akan dimasuki oleh orang yang lemah dan miskin.
Maka Allah Azza
Wa Jalla berfirman kepada Neraka: Kamu adalah siksaan-Ku. Aku akan menyiksa
siapa saja yang Aku kehendaki melaluimu. Allah berfirman: Aku gunakan kamu
untuk menimpakan bencana terhadap siapa saja yang Aku kehendaki. Allah
berfirman pula kepada surga: Kamu adalah rahmat-Ku. Aku akan berikan rahmat-Ku
melalui kamu kepada siapa saja yang Aku kehendaki. Kedua-dua dari kamu Aku akan
isi hingga penuh.
Sebagai bekal yang lebih mendalam agar kita terdorong
untuk selalu menghindari sifat sombong (takabur), simaklah pembahasan berikut
ini !
A. Pengertian Takabur
Takabur adalah menganggap rendah
orang lain, merasa lebih dibandingkan dengan orang lain. Biasanya di pengaruhi oleh
kekayaan, kedudukan, kecantikan, ketampanan, kepandaian, dan sebagainya. Takabur merupakan sebagian dari sifat
tercela (madmunah), yakni sifat yang mengingkari kebenaran, bahkan menganggap
dirinya yang paling benar dan selalu merendahkan orang lain.
Mendengar kata dan
istilahnya saja secara spontan tentu merasakan bahwa sombong merupakan
perbuatan yang tidak menyenangkan. Dan siapapun tentu tidak senang bila
berhadapan, bergaul, bahkan berkawan dengan orang yang sombong. Tanyakan kepada
diri kalian masing-masing, apakah ada yang betah bersahabat dengan orang yang
sombong ? Tentunya tidak ada yang suka
sama sekali.
Namun, di sisi yang
lain disadari atau tidak, terkadang seseorang menampakkan sikap angkuh dan
sombongnya. Apabila sikap sombong ini hanya dilakukan sesekali, barangkali
orang yang di sekelilingnya belum memberikan predikat sebagai orang yang
sombong. Predikat sombong ini biasanya baru diberikan ketika perbuatan sombong
itu berulang-ulang kali dilakukan dan ditampakkannya, baik berupa sikap, perkataan,
maupun cara bertingkah laku.
Sebagai seorang
muslim sudah seharusnya kita menghindarkan diri dari sifat dan perilaku sombong
ini. Teladan seorang muslim adalah Rasulullah SAW. Beliau adalah sosok manusia
yang bergelimang kemuliaan dan kelebihan, namun beliau tidak pernah sedikitpun
merasa lebih. Bahkan para pengikutnya pun dipanggilnya dengan sebutan
“sahabat”. Sebutan sahabat ini mempuyai makna tersirat yakni kesetaraan. Jadi,
Rasulullah SAW sebagai pemimpin yang mempunyai derajat tinggi, tetapi tidak
menganggap dirinya lebih tinggi dari para pengikutnya yang disebutnya dengan
sahabat itu.
Berkaitan dengan sifat sombong ini Rasulullah SAW bersabda :
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ
مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ فَقَالَ
رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبَّ أَنْ يَكُوْنَ ثَوْبَهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ
حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ وَالْكِبْرُ بَطْرُ
الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ (رواه مسلم)
Artinya : “Tidak akan masuk
surga orang yang di dalam hatinya tersimpan sedikit saja kesombongan. Lalu ada
seorang sahabat berkata : sesungguhnya ada seseorang yang suka berpakaian bagus
dan sandalnya juga bagus. Rasulullah bersabda : sesungguhnya Allah itu indah
dan menyukai keindahan, sedangkan sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan
orang”. (HR. Muslim).
Surat An-Nahl ayat 23 :
إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ (سورة النحل: 23)
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong.”
Surat Al Mukmin ayat 60 :
إِنَّ الَّذِيْنَ
يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ (سورة
المؤمن: 60)
Artinya : “Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam
dalam keadaan hina dina.”
Sabda Rasulullah SAW :
لاَيَدْخُلُ
الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنْ كِبْرٍ (رواه مسلم)
Artinya : “Tidak akan masuk surga
orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari sifat kesombongan.”
(HR. Muslim)
B. Bentuk-bentuk Takabur
Sombong ada dua macam, yaitu sombong lahir (takabur zahir) dan
sombong batin (takabur batin). Sombong lahir yaitu perbuatan sombong yang
dilakukan oleh anggota badan dan jelas terlihat. Sombong batin yaitu sifat
kesombongan di dalam jiwa atau hati yang tidak terlihat.
Orang yang
sombong tidak memiliki perasaan untuk mencintai dan menyayangi sesama
saudaranya yang mukmin sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Orang yang
sombong banyak memiliki sifat yang buruk, misalnya merendahkan orang lain,
pemarah, pembohong, khianat, dan sebagainya. Orang yang sombong tidak
segan-segan menggunakan hal-hal yang buruk untuk mempertahankan kemuliaannya.
Rasulullah
saw menjelaskan, bahwa ada dua macam sifat yang merupakan himpunan dari sifat
sombong, yaitu menolak kebenaran dan menghina orang lain, sebagaimana sabdanya
:
اَلْكِبْرُ
مَنْ بَطَرَ الْحَقَّ وَغَمَطَ النَّاسَ. (رواه
ابودودوالحكيم)
Artinya : “Sombong adalah (sifat) orang yang
mengingkari kebenaran dan menghina orang lain.” (HR. Abu Daud dan Hakim)
Itulah sifat orang yang
sombong, ia senantiasa menolak kebenaran yang dianggapnya akan merugikan
dirinya dan menghina atau merendahkan orang lain. Orang yang sombong sering
lupa diri; siapa dia, dari mana, dan hendak ke mana ia sebenarnya. Fir’aun
adalah bukti sejarah dari seorang yang sombong yang membanggakan pangkat dan
kedudukannya sampai mendaulat dirinya sebagai Tuhan. Perangai Fir’aun yang
sombong itu benar-benar dan terang-terangan menentang Tuhan.
Orang yang sombong telah
merampas suatu sifat yang sebenarnya tidak pantas disandangnya karena sifat itu
hanyalah milik Allah SWT. Perilaku orang yang sombong ibarat seorang budak yang
mengambil mahkota raja, kemudian ia memakainya. Setelah itu ia duduk di
singgasana raja bertingkah seperti raja yang patut dihormati. Tentu saja sang
raja sangat murka terhadap budak yang kurang ajar itu dan menjatuhkan hukuman
yang sangat berat.
Banyak hal yang dapat
memungkinkan seseorang terjerumus ke dalam kesombongan, antara lain :
keturunan, kekayaan harta, kepandaian atau ilmu pengetahuan, kedudukan,
kecantikan / ketampanan, kekuatan tubuh. Demikianlah banyak celah yang dapat
menjadikan seseorang bersifat sombong. Oleh sebab itu, hendaklah kita memohon
kepada Allah agar diberi petunjuk ke jalan yang benar dan terhindar dari sifat
sombong.
C. Akibat Negatif Takabur
Sifat takabur adalah sifat tercela yang
harus di jauhi oleh setiap mukmin, karena akan berakibat sangat fatal di
antaranya :
ö Tidak mau menerima
kebenaran
ö Tidak menyadari bahwa
segala keberhasilan yang diperolehbya adalah karunia Allah
ö Menganggap rendah pada
orang lain
ö Setan sudah menguasai
dirinya
ö Tidak pernah bersyukur
kepada Allah
ö Dalam pergaulan tidak
disenangi oleh orang lain
ö Di akhirat hanya di
neraka tempatnya
D. Cara Menghindari Takabur
1.
Memahami dan menyadari tentang bahaya takabur, baik bahayanya di dunia
maupun bahaya di akhirat nanti.
2.
Menerima setiap nikmat maupun kelebihan yang dimiliki semata-mata karena
karunia Allah SWT.
3.
Menyadari bahwa asal kejadian semua manusia adalah sama, yakni dari sel
sperma dan ovum. Yang mungkin manusia itu sendiri merasa jijik bila melihatnya.
Kalau kemudian menjadi makhluk yang sangat bagus bentuknya semua itu karena
kehendak dan kasih sayang dari Allah SWT, dan diri kita sendiri tidak pernah
memesannya kepada Allah SWT.
4.
Berusaha untuk dapat bergaul dengan siapa saja denga baik, tanpa membeda-bedakannya.
5.
Segera mengikis benih-benih kesombongan di dalam hati yang setiap saat
dihembuskan oleh setan, dengan cara membaca istighfar manakala kita menyadari
telah berbuat sombong.